GAZA (Arrahmah.id) – Dr. Khalil Al-Hayya, Ketua Delegasi Perundingan Hamas dan pemimpin gerakan di Gaza, menegaskan bahwa rakyat Palestina tetap teguh dalam perjuangan mereka meskipun menghadapi kehancuran akibat agresi “Israel”.
Dalam pernyataannya pada Selasa (19/2), Al-Hayya menyampaikan penghormatan kepada rakyat Palestina atas ketabahan mereka sejak awal pertempuran “Thufan Al-Aqsa”. Ia juga menyoroti bagaimana dunia menyaksikan gelombang besar rakyat Palestina yang kembali ke rumah-rumah mereka yang hancur akibat serangan “Israel”, menggagalkan upaya pengusiran paksa dan membuktikan ketahanan mereka dalam membangun kembali kehidupan meski dalam kondisi sulit.
Hamas Serius, “Israel” Berkelit
Al-Hayya menegaskan bahwa Hamas dan kelompok perlawanan telah menunjukkan keseriusan dalam melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan penuh tanggung jawab. Namun, ia menuduh “Israel” dan pemerintahan Benjamin Netanyahu berusaha menghindari komitmen mereka, terutama dalam aspek kemanusiaan.
Ia mengungkapkan bahwa Hamas terus bekerja siang dan malam dengan para mediator, khususnya Qatar dan Mesir, untuk memastikan “Israel” memenuhi kewajibannya dalam tahap pertama kesepakatan. Ini termasuk pengiriman bantuan kemanusiaan, peralatan berat untuk rekonstruksi, pasokan bahan bakar dan listrik alternatif, serta kebebasan perjalanan dan akses perikanan bagi warga Gaza.
Langkah Hamas dalam Kesepakatan Pertukaran Tawanan
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap kesepakatan, Hamas telah memutuskan untuk:
- Menyerahkan empat jenazah tawanan “Israel”, termasuk keluarga Bibas, pada Kamis, 20 Februari. Sebagai gantinya, “Israel” harus membebaskan tawanan Palestina pada Sabtu, 22 Februari, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
- Membebaskan enam tawanan “Israel” yang masih hidup, termasuk Hisham Al-Sayyid dan Avera Mengistu, pada 22 Februari. “Israel” juga diharapkan membebaskan tawanan Palestina sebagai imbalannya.
Al-Hayya menekankan bahwa langkah ini adalah bukti komitmen Hamas dalam menjalankan kesepakatan dan sebagai respons terhadap upaya para mediator.
Desakan ke “Israel” untuk Mematuhi Kesepakatan
Al-Hayya kembali menuntut “Israel” untuk segera memenuhi semua ketentuan kesepakatan tanpa penundaan, terutama terkait pengiriman alat berat untuk mengevakuasi jenazah korban Palestina yang masih tertimbun reruntuhan akibat serangan udara “Israel”. Ia juga menuding “Israel” terus menunda perundingan tahap kedua yang seharusnya dimulai sejak hari ke-16 setelah kesepakatan ditandatangani.
Hamas menegaskan kesiapan penuh mereka untuk segera memasuki tahap kedua perundingan, yang mencakup:
- Penghentian total serangan dan gencatan senjata permanen.
- Penarikan penuh pasukan “Israel” dari Gaza.
- Kesepakatan pertukaran tawanan dalam satu paket besar.
Al-Hayya menegaskan bahwa semua kesepakatan ini harus dijamin oleh komunitas internasional sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 agar dapat terlaksana tanpa hambatan.
(Samirmusa/arrahmah.id)