TEL AVIV (Arrahmah.id) – Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri “Shin Bet”, Ronen Bar, mengungkapkan alasan di balik keinginan Perdana Menteri “Israel”, Benjamin Netanyahu, untuk memecatnya. Dalam pernyataan yang disampaikan pada hari Jumat (4/4), Bar menjelaskan bahwa penekanan tersebut berawal dari penolakannya terhadap permintaan pribadi Netanyahu, yang langsung dibantah oleh kantor Perdana Menteri.
Bar menyatakan bahwa Netanyahu meminta agar ia tidak bersaksi dalam kasus korupsi yang melibatkan dirinya demi alasan keamanan. Menurutnya, penolakannya terhadap permintaan tersebut telah menciptakan ketidakpercayaan yang kini menjadi penyebab utama di balik permintaan pemecatannya.
Sejak lebih dari delapan tahun lalu, Netanyahu telah menghadapi tiga kasus korupsi, termasuk tuduhan suap dan pengkhianatan, menjadikannya sebagai pemimpin pertama dalam sejarah “Israel” yang diadili sambil masih menjabat.
Sebagai respons terhadap pernyataan Bar, kantor Perdana Menteri menegaskan bahwa ketidakpercayaan Netanyahu dan para menterinya terhadap Kepala “Shin Bet” tidak berkaitan dengan kesetiaan pribadi, melainkan lebih kepada kinerja Bar yang dianggap gagal, terutama terkait insiden yang terjadi pada 7 Oktober lalu.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Netanyahu menegaskan bahwa keputusan Bar untuk tidak memberi tahu pihak politik mengenai serangan pada 7 Oktober telah merusak kepercayaan profesional terhadapnya. Mereka juga membantah klaim bahwa Netanyahu meminta Bar untuk menyalahgunakan wewenang “Shin Bet”, dan menyebut pernyataan Bar sebagai “penuh kebohongan.”
Di sisi lain, penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, mengingatkan bahwa pemecatan Kepala “Shin Bet” akan berdampak serius terhadap badan tersebut. Ia kembali mendesak Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pemecatan Bar.
Krisis ini bermula ketika Netanyahu mengumumkan pemecatan Ronen Bar pada 16 Maret lalu, yang memicu ketegangan internal mendalam di “Israel”. Pemerintah “Israel” kemudian mengesahkan pemecatan Bar pada 20 Maret, yang direncanakan mulai berlaku pada 10 April, di tengah protes besar-besaran.
Beberapa partai oposisi pun mengajukan banding ke Mahkamah Agung “Israel” menentang keputusan tersebut, yang menyebabkan pengadilan menangguhkan pemecatan sampai banding diproses. Mahkamah Agung dijadwalkan untuk mulai mempertimbangkan banding pada 8 April, meskipun pemerintah menyatakan kemungkinan tidak akan melaksanakan keputusan pengadilan.
Minggu lalu, Netanyahu sempat mengumumkan penunjukan mantan kepala angkatan laut Eli Sharvit sebagai pengganti Bar. Namun, dia kemudian mundur di bawah tekanan kritik setelah terungkap bahwa Sharvit ikut serta dalam protes terhadap pemerintah awal tahun ini. Kini, Netanyahu berencana menunjuk wakil kepala “Shin Bet” sebagai pejabat sementara menggantikan Bar hingga penunjukan permanen dilakukan.
(Samirmusa/arrahmah id)