TEL AVIV (Arrahmah.id) — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengungkap bahwa pemerintah Israel saat ini tengah berencana untuk membangun perluasan jalur kereta api senilai US$27 miliar atau sekitar Rp 407 triliun. Hal tersebut dikatakannya dalam pertemuan kabinet mingguan Israel belum lama ini.
Jalur-jalur tersebut bakal menghubungkan kota metropolitan Tel Aviv ke daerah-daerah terpencil di Israel, begitu juga sebaliknya. Tidak hanya itu, yang lebih mengejutkan jalur kereta itu dikatakan Benjamin dapat menghubungkan Israel dengan Arab Saudi lewat jalur darat.
“Di masa depan kami akan dapat mengangkut kargo dengan kereta api dari Eilat ke Mediterania kami, dan juga akan dapat menghubungkan Israel dengan kereta api ke Arab Saudi dan semenanjung Arab,” ujarnya dikutip dari Reuters (30/7/2023).
Proyek tersebut dia promosikan sebagai proyek prakarsa infrastruktur dan termasuk dalam program ‘Proyek Satu Israel’. Proyek itu memang dikhususkan sebagai program yang dirancang untuk mengurangi waktu perjalanan dengan kereta api untuk kepentingan bisnis dan pemerintahan negara menjadi dua jam atau kurang.
Rencana proyek jalur kereta api yang menghubungkan Israel dan Arab Saudi sejatinya bukan menjadi yang pertama kali mencuat. Sebelumnya pada 2018 silam, pemerintah Israel dikabarkan telah mengalokasikan anggaran sebesar 15 juta New Israel Shekel (NIS) atau setara US$ 4,5 juta dalam anggaran 2019.
Dana tersebut digunakan untuk membangun stasiun pemberangkatan dari Israel di Bisan. Jalur kereta itu akan melintasi Yordan, Irak, dan Arab Saudi untuk membawa berbagai barang yang ditampung di Pelabuhan Haifa.
Menteri Transportasi Israel, Yisrael Katz menyebut jalur kereta ini sebagai ‘jalur perdamaian’ yang membuka jalur perdagangan baru bagi negara teluk melalui pelabuhan Israel. Jalur kereta api itu juga akan menurunkan jumlah operasional truk yang rawan kecelakaan di kawasan itu.
Konsep pembangunan jalur rel itu sendiri tak jauh berbeda dengan masa kejayaan Kekaisaran Ottoman. Kerajaan itu membangun jalur rel kereta uap untuk menghubungkan Laut Meditarania menuju pasar-pasar di Damaskus dan ke kota suci Madinah di Arab Saudi. (arrahmah.id)