GAZA (Arrahmah.id) — Seorang pejabat kesehatan Palestina mengatakan Israel telah membebaskan 55 warga Palestina yang ditahan dari Gaza, termasuk direktur rumah sakit utama di wilayah tersebut.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa tersebut, Mohammed Abu Selmia ditahan pada bulan November lalu, ketika pasukan Israel menyerbu rumah sakit itu.
Militer Israel mengklaim kelompok perlawanan Palestina Hamas menggunakan fasilitas itu untuk tujuan militer, dan menemukan sebuah terowongan di dalam kompleks medis tersebut. Namun, Abu Selmia dan staf lainnya membantah tuduhan tersebut.
Dilansir The Associated Press dan Al Arabiya (1/7/2024), Nahedh Abu Taema, direktur Rumah Sakit Al-Nasser di Gaza selatan, yang juga telah diserbu pasukan Israel, mengatakan Abu Selmia termasuk di antara 55 tahanan Palestina dari Gaza yang dibebaskan pada hari Senin (1/7).
Dia mengatakan bahwa semuanya kecuali lima orang di antaranya dibawa ke Rumah Sakit Al-Nasser untuk pemeriksaan kesehatan. Sementara yang lainnya dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah.
Israel menuduh Hamas dan kelompok militan lainnya berlindung di rumah sakit dan menggunakannya untuk tujuan militer.
Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel telah memaksa beberapa rumah sakit untuk menutup atau mengurangi layanan secara drastis, sehingga membahayakan warga sipil. Rumah sakit dapat kehilangan perlindungan berdasarkan hukum internasional jika digunakan untuk tujuan militer.
Dalam komentar video yang disiarkan oleh media Palestina setelah pembebasannya, Abu Selmia menuduh pemerintah Israel menganiaya para tahanan Palestina, dengan mengatakan bahwa mereka “menjadi sasaran penghinaan fisik dan psikologis setiap hari.”
Otoritas Israel membantah tuduhan tersebut. (hanoum/arrahmah.id)