TEL AVIV (Arrahmah.com) – Israel membatalkan penjualan peralatan pengawasan udara pada Turki karena khawatir bahwa kerja sama itu justru hanya akan menguntungkan negara-negara bermusuhan dengan negara Yahudi, seperti dilaporkan oleh Al Arabiya pada Jumat (23/12/2011) dikutip dari harian Haaretz edisi Kamis (22/12).
Laporan itu mengatakan bahwa kontrak dengan Sistem Elbit senilai $ 140 juta itu ditandatangani pada tahun 2008.
Ynetnews, melaporkan cerita yang sama, dan mengatakan, kedua kementerian pertahanan dan Elbit telah mengkonfirmasi pembatalan.
Situs Haaretz mengatakan keputusan itu dibuat di luar masalah keamanan, terutama yang terkait hubungan Turki dengan negara-negara yang menjadi musuh Israel, khususnya Iran.
Sementara itu, Jerusalem Post melaporkan bahwa mekanisme koordinasi yang dirancang untuk mencegah kesalahpahaman dan bentrokan potensial antara pesawat militer Turki dan Israel di atas Laut Mediterania, kembali diberlakukan.
Turki mengakhiri kerjasama dengan angkatan udara Israel pada tahun 2009, sebagai protes terhadap serangan Israel di Gaza yang menewaskan sekitar 1.400 warga Palestina.
Seorang pejabat senior Angkatan Udara Israel, yang identitasnya dirahasiakan, mengatakan kepada surat kabar, bahwa mekanisme koordinasi tersebut baru-baru ini diaktifkan kembali sebagai bagian dari upaya kedua negara untuk “menstabilkan dan memperbaiki hubungan.”
Dia mengatakan bahwa Angkatan Udara Israel juga akan mengundang Turki untuk berpartisipasi dalam latihan udara internasional skala besar yang akan dilakukan di Israel pada tahun 2013.
“Tidak ada yang mencegah mereka dari berpartisipasi,” kata pejabat tersebut.
Sementara itu, menurut surat kabar Turki, Today’s Zaman, sekitar dua minggu lalu, militer Turki menghadiri pengarahan perwira militer asing yang diselenggarakan oleh Angkatan Udara Israel di Pangkalan Udara Ovda di sela-sela pelatihan bersama Israel dengan Angkatan Udara Italia.
“Hubungan dengan Turki sangat penting bagi negara (Israel), tapi kami memiliki tanggung jawab keamanan atas setiap produk yang akan diekspor,” kata seorang pejabat keamanan Israel kepada Haaretz.
Hubungan Turki-Israel memburuk sejak tahun lalu ketika pasukan Israel menewaskan sembilan orang Turki dalam serangan di sebuah kapal Turki, yang menjadi bagian dari armada aktivis yang membawa bantuan ke Gaza. (althaf/arrahmah.com)