SURIAH (Arrahmah.com) – “Israel” membantu Kurdi Suriah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pasukan AS yang menarik diri dari perbatasan Turki bulan lalu, kata Wakil Menteri Luar Negeri “Israel” pada Rabu (6/11/2019), sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Reuters.
Dalam perbedaan pendapat publik yang jarang terjadi dengan Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu menawarkan bantuan kemanusiaan kepada “orang-orang Kurdi yang gagah berani” pada 10 Oktober lalu, dan mengklaim bahwa mereka menghadapi kemungkinan “pembersihan etnis” oleh Turki dan sekutunya di Suriah.
Tzipi Hotovely, wakil menteri luar negeri “Israel”, mengatakan kepada parlemen pada Rabu bahwa tawaran telah diambil.
“‘Israel’ telah menerima banyak permintaan bantuan, terutama di bidang diplomatik dan kemanusiaan,” klaimnya. “Kami membantu mereka [Kurdi Suriah] melalui berbagai saluran.”
Pejabat Kurdi Suriah belum memberikan komentar.
Hotovely tidak merinci bantuan yang akan diberikan “Israel”, selain mengatakan bahwa selama “dialog dengan Amerika, kami menyatakan keyakinan kami tentang Kurdi, dan kami bangga telah mengambil sikap bersama orang-orang Kurdi.”
“Israel” telah menjaga hubungan militer, intelijen dan bisnis secara diam-diam dengan Kurdi sejak 1960-an.
“‘Israel’ memang memiliki kepentingan yang menonjol dalam menjaga kekuatan Kurdi dan minoritas lainnya di wilayah Suriah utara sebagai elemen moderat dan pro-Barat,” kata Hotovely.
“Keruntuhan Kurdi yang mungkin terjadi di Suriah utara adalah skenario negatif dan berbahaya, menyangkut ‘Israel’. Sangat jelas bahwa peristiwa semacam itu akan menghasilkan penguatan elemen-elemen negatif di wilayah tersebut, yang dipimpin oleh Iran,” lanjutnya. (haninmazaya/arrahmah.com)