BAGHDAD (Arrahmah.id) — Hay’at ‘Ulama al-Muslimin fi al-‘Iraq (Majelis Ulama Muslimin Irak) mengecam keras kejahatan terbaru penjajah “Israel” yang menargetkan kamp jurnalis di Khan Younis, Gaza Selatan. Serangan brutal itu menyebabkan sedikitnya 10 jurnalis gugur atau terluka, sebagian dari mereka meninggal karena terbakar hidup-hidup setelah tenda mereka hangus dilalap api akibat serangan udara.
Dalam pernyataan pers nomor 912 yang dirilis pada Senin (7/4/2025), lembaga ini menyatakan bahwa serangan itu bukan sekadar pelanggaran hukum internasional, tetapi bagian dari “genosida sistematis dan upaya membungkam kebenaran serta menghancurkan sumber informasi yang sah.”
Mengutuk Pembiaran Dunia Internasional
“Kejahatan ini mencerminkan wajah penjajah yang penuh nanah dan darah, serta menunjukkan betapa besar dosa yang kini turut ditanggung oleh opini publik dunia dan komunitas internasional,” ungkap pernyataan tersebut.
Majelis Ulama Irak menyesalkan diamnya dunia terhadap kekejaman yang terus berlanjut di Gaza, serta menyebut para penguasa yang enggan membantu Gaza sebagai pihak yang turut memberikan ruang bagi penjajah untuk terus melakukan pembantaian. “Mereka yang enggan menolong Gaza, atau bahkan memusuhi perjuangan rakyatnya, turut menyumbang legitimasi palsu bagi penjajahan,” tegas mereka.
Waktu Hampir Habis
Pernyataan itu juga memperingatkan bahwa waktu semakin sempit untuk bertindak. “Jika umat Islam, para pemimpin, dan seluruh pihak tidak mengambil tanggung jawab sebagaimana mestinya, maka akibat dari peristiwa ini akan menjadi bencana besar yang tidak hanya menimpa para penindas.”
Seruan Solidaritas untuk Jurnalis Gaza
Serangan terhadap para jurnalis ini disebut sebagai upaya terang-terangan untuk menghapus suara kebenaran dari Gaza. Tagar seperti #الصحافة_تحترق (Pers Terbakar) dan #ThePressIsBurning pun digaungkan, sebagai simbol perlawanan terhadap upaya pendiaman suara rakyat Palestina oleh mesin perang “Israel”.
(Samirmusa/arrahmah.id)