Israel kembali mengancam akan melakukan serangan militer ke Jalur Gaza, untuk membalas serangan roket yang ditembakkan dari wilayah Gaza.
PM Israel, Ehud Olmert mengungkapkan hal itu, sehari setelah serangan roket al-Qassam ke selatan Israel yang melukai dua orang. Ia menyatakan, militer Israel sudah diberi pengarahan agar membuat pertahanan guna mengambil tindakan terhadap para pelaku yang menembakkan roket-roket ke wilayah Israel.
Meski demikian, Israel mengisyaratakan tidak akan melakukan serangan besar dalam waktu dekat ini. Menurut Olmert-setelah melakukan konsultasi dengan para kepala keamanannya- pihaknya akan terus meningkatkan gencatan senjata dan kerjasama dengan otoritas Palestina agar segera diambil langkah-langkah untuk menghentikan serangan roket tersebut.
Tak berapa lama setelah Olmert mengeluarkan pernyataan itu, menurut militer Israel, sebuah roket kembali ditembakkan dari Gaza. Radio Israel menyebutkan, sebuah proyektil mendarat di sebuah lapangan di kawasan Sderot, tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang disebabkan oleh roket tersebut, dan sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab.
Sejak kesepakatan gencatan senjata 26 November kemarin, Olmert mendapat tekanan keras dari publik Israel karena masih ada roket-roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza. Disisi lain, Uni Eropa dan AS juga menekan Olmert akan mematuhi gencatan senjata.
Dalam serangan roket Selasa kemarin ke kota Sderot, dua remaja Israel menjadi korban dan mengalami luka serius. Kelompok pejuang Palestina, Jihad Islam mengaku bertanggungjawab atas serangan itu dan menyerukan serangan balasan terhadap Israel yang masih melakukan serangan di kawasan Tepi Barat.
Sejak kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, Israel memang masih kerap melakukan serangan di Tepi Barat, dengan alasan untuk mencegah serangan roket dari Tepi Barat. Serangan-serangan Israel itu telah membunuh sedikitnya 15 warga Palestina, hampir setengahnya adalah anggota kelompok pejuang Palestina.
Pada Rabu (27/12) malam, al-Jazeera melaporkan bahwa pasukan Israel juga melakukan penangkapan terhadap 22 warga Palestina dari berbagai tempat di Tepi Barat. Di antara warga yang ditangkap adalah para aktivis dari berbagai kelompok perlawanan di Palestina. (ln/aljz/era)