KABUL (Arrahmah.com) – Meski tidak memiliki pasukan darat yang diterjunkan di negara-negara Muslim, Israel turut ambil bagian dalam perang Afghanistan yang dipimpin oleh AS, caranya dengan mengirimkan pesawat tanpa awak untuk dipergunakan oleh negara-negara sekutu AS di Afghanistan.
“Para prajurit Israel memang tidak turut bertempur di Afghanistan, tapi pesawat tanpa awak Israel bisa melakukannya,” tulis Jerusalem Post edisi Jumat (22/1).
Sejumlah negara-negara NATO mempergunakan drone milik Israel untuk memburu dan menyerang para anggota Taliban.
Jerman, yang menerjunkan 4.500 orang prajurit di Afghanistan, pekan depan akan menerima pesawat tanpa awak Heron dari Israel untuk dipergunakan di Afghanistan. Akan tetapi, jumlah pasti pesawat tanpa awak yang dikirimkan tidak diungkapkan.
Jerusalem Post menyebutkan bahwa beberapa orang perwakilan Jerman akan datang ke Israel untuk secara resmi mengambil pesanan tersebut.
Pasukan Australia telah mengumumkan bahwa pihaknya mempergunakan Heron untuk menghadapi Taliban di selatan Afghanistan.
Tiga negara NATO lainnya; Spanyol, Perancis, dan Kanada, juga mengoperasikan pesawat tanpa awak buatan Israel di medan tempur Afghanistan.
Jerman menjadi negara kelima yang mengoperasikan pesawat tanpa awak buatan Israel di Afghanistan.
Heron adalah pesawat tanpa awak dengan jarak tempuh sedang yang dapat mengudara selama lebih dari 30 jam, pesawat tersebut dapat mencapai ketinggian 30.000 kaki.
Drone tersebut mampu mengangkut muatan seberat 250 kilogram dan rentang kedua sayapnya mencapai 16,6 meter. Bobot tinggal landasnya mencapai 1.200 kilogram.
Pesawat tersebut juga memiliki jarak operasional beberapa ratus kilometer. Pesawat tanpa awak Heron mampu mengangkut bermacam-macam sensor yang dipergunakan untuk melakukan pengintaian dan mengidentifikasi target.
Meski pesawat tersebut diproduksi di Israel, sama sekali tidak ada penanda apapun untuk mengidentifikasi bahwa pesawat tersebut berasal dari Israel.
Tahun lalu, pemberitaan media mengungkapkan bahwa pasukan AS dan sekutunya telah mengoperasikan pesawat tanpa awak buatan Israel di langit Irak dan Afghanistan sejak tahun 2006.
Sejak melakukan invasi ke Afghanistan pada tahun 2001, pasukan pimpinan AS telah bertempur melawan gerakan Taliban, yang melakukan strategi perang gerilya.
Israel banyak dikenal dalam pengembangan teknologi pesawat tanpa awak. Pada bulan November lalu, pemerintah Brazil mengumumkan bahwa pihaknya bersiap untuk menandatangani kesepakatan pembelian pesawat Heron senilai $350 juta untuk dipergunakan dalam kegiatan patroli di kota-kota dan perbatasan negara tersebut, serta untuk mengamankan Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016.
Pada penghujung tahun ini, Industri Dirgantara Israel akan menggelar demontrasi pengoperasian Heron kepada aparat keamanan Panama, bekerjasama dengan Komando Selatan militer AS. Demonstrasi di Panama tersebut akan difokuskan pada operasi pemberantasan peredaran obat-obatan terlarang, dan juga untuk melakukan pengamanan perbatasan negara.
Bulan Mei lalu, pesawat tanpa awak Heron menjalani proses evaluasi selama satu bulan oleh Komando Selatan dan militer El Salvador untuk menilai kecocokan Heron dengan misi pemberantasan obat terlarang di Amerika Latin dan Pasifik. Misi tersebut menjadi misi pertama yang dijalani Heron untuk operasi semacam itu. (sm/iol/arrahmah.com)