GAZA (Arrahmah.com) – Lebih dari 1,5 juta warga Palestina yang hidup di Jalur Gaza tidak memiliki akses untuk bantuan kemanusiaan dasar seperti sumber daya air.
Banyak warga Palestina dipaksa untuk membeli air kemasan untuk kebutuhan sehari-hari mereka, karena air yang berasal dari kran mereka telah kering, lapor Press TV Kamis (28/10/10).
Akuifer Gaza adalah satu-satunya sumber air bagi warga Gaza. Laporan menunjukkan bahwa 90 persen air tidak cocok untuk konsumsi manusia karena tingginya tingkat nitrat dan salinitas.
Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Koordinator Kesehatan Publik, Tracey Wise mengatakan “Karena jumlah air terbatas di Gaza yang dapat digunakan untuk konsumsi manusia, sebagian besar dangkal dan akuifer pantai terus-menerus dipompa, begitu banyak air yang diambil untuk memasok kebutuhan warga Gaza, dan itu menyebabkan lebih banyak intrusi air laut.”
Sementara itu, Israel telah menginstal stasiun pompa besar di sepanjang perbatasan, mengalihkan air sebelum mencapai akuifer di Gaza.
Israel telah memberlakukan blokade di wilayah tersebut sejak bulan Juni 2007, mencegah masuknya ratusan barang termasuk bahan industri penting yang dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur air.
Selama perang Gaza, bom benar-benar menghancurkan sumur dan banyak dari infrastruktur sistem air di Gaza.
Keperluan Daerah Air Minum Pesisir (CMWU) telah melaporkan konsumsi air harian Israel per kapita pada sekitar 320 liter sementara konsumsi Palestina di Gaza kurang dari 90 liter.
“Kita harus mulai berpikir tentang menemukan sumber air yang tidak konvensional, [seperti] laut, bersama dengan solusi lain,” kata Direktur CMWU Munzer Shuplaq.
Menurut statistik terbaru yang dilakukan oleh CMWU, penduduk daerah kantong pantai tidak akan menemukan air sehat untuk minum pada tahun 2015. (haninmazaya/arrahmah.com)