KOTA GAZA — PM Israel Ehud Olmert mengatakan operasi pesawat pembom Israel di jalur Gaza mungkin akan berlangsung beberapa lama.
BBC dalam situsnya mewartakan, pesawat-pesawat pembom F-16 Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 200 orang, demikian petugas medis setempat.
Kebanyakan mereka yang tewas adalah polisi dari gerakan militan Hamas yang mengontrol Gaza, namun perempuan dan anak-anak juga menjadi korban, kata pejabat di Gaza.
Sekitar 700 lainnya terluka, ketika roket menghantam markas dan bangunan milik Hamas, demkian tambah para pejabat tadi.
PM Israel Ehud Olmert mengatakan operasi itu mungkin akan berlangsung beberapa lama, tetapi ia berjanji untuk menghindari krisis kemanusiaan di wilayah itu.
”Tidak akan berakhir dalam beberapa hari,” katanya dalam sebuah pernyataan televisi, sambil didampingi Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni.
Israel mengatakan mereka hanya menjawab meningkatnya serangan roket dari Gaza dan akan melakukan pengeboman sepanjang diperlukan.
Serangan itu merupakan yang paling gencar dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Gencatan senjata antara Israel dengan Hamas berakhir pekan lalu. Hamas berikrar akan terus melakukan perlawanan sampai titik darah yang terakhir
Kelompok-kelompok militan Palestina sering menembakkan roket ke kota-kota Israel dari balik perbatasan Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengakui pihaknya menyerang “agen-agen teror Hamas” serta kamp latihan dan gudang senjata.
Di Tepi Barat, Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas – dari faksi Fatah yang diusir dari Gaza oleh Hamas pada tahun 2007 – mengutuk serangan itu dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.
Namun Hamas langsung membalas serangan udara oleh Israel tersebut, dengan menembakkan roket-roket Qassam ke wilayah Israel.
Seorang wanita tewas akibat serangan roket itu di kota Israel, Netivo.
“Hamas akan terus melakukan perlawanan sampai titik darah yang terakhir,” kata jurubicara Fawzi Barhoum.
Israel juga tegas pada posisinya, dengan mengatakan operasi “akan dilanjutkan, diperluas dan diperdalam jika diperlukan”.
Korban bertambah
Laporan-laporan tentang korban di Gaza bertambah tidak lama setelah serangan Israel itu diberitakan.
Hamas, yang berkuasa di Gaza, awalnya mengatakan setidaknya 40 orang tewas ketika sebuah rudal menghantam kantor-kantor keamanan Hamas di Gaza City dan sekitarnya.
Jumlah korban yang tewas dan luka-luka terus bertambah di saat berbagai laporan tentang korban masuk.
Mesir membuka jalur penyeberangan perbatasannya dengan ke Jalur Gaza di Rafah untuk menerima dan merawat para korban yang luka-luka di bagian selatan Jalur Gaza.
Sebagian besar yang tewas dan terluka dikatakan berada di Gaza City, di mana markas keamanan utama Hamas hancur akibat serangan tersebut.
Namun korban juga dilaporkan jatuh di daerah-daerah lainnya di Gaza, termasuk di kota Khan Younis di bagian selatan, tempat kantor berita Reuters mengatakan setidaknya 20 orang diduga terbunuh.
Serangan udara Israel itu adalah yang paling gencar yang diluncurkan Israel di Gaza dalam beberapa waktu belakangan ini, dan terjadi di saat kabar beredar bahwa serangan udara akan diikuti dengan serangan darat.
Wartawan BBC mengatakan Paul Wood di Yerusalem mengatakan para pejabat keamanan Israel sudah memberikan penjelasan tentang kemungkinan operasi darat di Gaza dalam beberapa hari ini.
Namun sebagian besar laporan terpusat pada kemungkinan serangan darat, dan Perdana Menteri Ehud Olmert diperkirakan tidak akan memberi otorisasi bagi operasi militer setidaknya sampai hari Minggu. (fadly/republika)