TEL AVIV (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Israel mengatakan kobaran perang Zionis akan ditargetkan ke daerah yang lebih ‘luas’ meskipun mengakui bahwa pihaknya harus siap membayar harga yang lebih mahal untuk segala kerugian.
“Operasi IDF di masa yang akan datang akan lebih diperluas dan lebih menyita waktu, tenaga, dan perhatian, dengan lebih banyak risiko daripada operasi sebelumnya (di Jalur Gaza). Kami, di eselon politik, akan bertindak agar kami tidak mengalami cobaan yang cukup berat, kami harus memenangkan setiap pengadilan,” kata Ehud Barak, yang dikutip oleh harian Jerusalem Post pada Selasa (9/6).
Barak mengeluarkan pernyataan tersebut beberapa hari setelah militer Israel mengadaan perluasan negaranya yang paling ekstensif yang dijuluki “Titik Bali 3”, sambil tetap menyiapkan diri terhadap kemungkinan perang dengan Iran.
Selama 5 hari operasi militernya, angkatan perang dan penduduk sipil Israep menyiapkan diri untuk berperang melawan Hamas, Hezbollah, Suriah dan Iran dan mempraktikkan strategi menghadapi perlawanan warganya.
Menteri pertahanan Israel menyebutkan bahwa perang ini akan terjadi dalam kondisi dimana para tentaranya tidak memiliki pengalaman. Ia juga menyeru rakyat Israel untuk bersiap-siap membayar harga yang cukup mahal untuk kerugian dan kehilangan yang mungkin akan diderita.
“Negara ini akan menemuai banyak tantangan, tapi masalah utamanya adalah daya tahan dan kemampuan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk muncul di setiap pertempuran,” tambahnya.
Perang Israel belum lama ini di Jalur Gaza menghasilkan kekalahan memalukan bagi rezim yang berkuasa di negara Zionis tersebut.
Tel Aviv yang meluncurkan Operasi ‘Cast Lead’-nya melawan Hamas pada Desember gagal mencapai tujuannya, termasuk gagal melucuti senjata para mujahidin Palestina di Jalur Gaza.
Perang yang dilakukan habis-habisan oleh Zionis yang bertahan selama 22 hari tersebut mengakibatkan sedikitnya terenggutnya nyawa sekitar 1.350 warga Palestina dan melukai ribuan orang lainnya. (Althaf/arrahmah.com)