YERUSALEM (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (10/1) menyetujui rencana pendirian tembok penghalang di sepanjang perbatasan Israel dengan Mesir dan rencananya juga akan menginstal alat pengintai untuk mencegah masuknya imigran ilegal dan ‘militan’, Reuters melaporkan.
“Saya mengambil keputusan untuk menutup perbatasan selatan Israel agar para penyusup dan teroris tidak lagi bisa masuk. Ini adalah keputusan strategis untuk mengamankan Yahudi Israel dan karakter demokratis negara kami,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Ribuan imigran dari Afrika dan lainnya telah memasuki Israel melalui perbatasan Mesir selama beberapa tahun terakhir. Mereka datang dengan berbagai motif, di antaranya ada yang melarikan diri dari konflik atau mencari kehidupan yang lebih baik di negara Yahudi tersebut.
Netanyahu mengatakan Israel akan tetap berbaik hati menerima pengungsi dari daerah-daerah konflik, tetapi “kami tidak bisa membiarkan puluhan ribu pekerja ilegal itu menyusup ke Israel melalui perbatasan selatan dan kami pun tidak bisa membiarkan negara kami banjir dengan orang asing ilegal.”
Proyek pembangunan tembok penghalang ini akan menelan biaya 1 miliar shekel ($ 270 juta) dan membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun untuk menyelesaikan tembok sepanjang 266 kilometer itu.
Sejumlah alat pengintai canggih akan membantu Israel melakukan pengawasan perbatasan yang biasa dijadikan sebagai celah penyusupan.
Sumber-sumber keamanan Mesir di Sinai Utara mengatakan Israel tidak memberitahu pihak berwenang Mesir mengenai rencana tersebut.
Salah satu sumber keamanan mengatakan bahwa Mesir tidak ada hubungannya dengan pembangunan tembok tersebut, karena hal itu adalah urusan internal Israel dan pembangunan pun dilakukan di atas tanah Israel yang sebetulnya dirampas dari muslim Palestina.
Polisi Mesir telah meningkatkan upaya dalam beberapa bulan terakhir untuk mengontrol perbatasan dengan Israel setelah mendapati peningkatan perdagangan manusia melalui Mesir. Sedikitnya 17 migran telah dibunuh oleh polisi Mesir sejak bulan Mei.
Israel juga tengah membangun penghalang yang kontroversial di dalam dan di sekitar Tepi Barat yang didudukinya. Negara Zionis itu mengklaim pembangunan pagar dan dinding beton sepanjang 670 kilometer dan menjulang itu sangat urgen untuk untuk menghentikan masuknya pembom bunuh diri ke kota-kota di Israel.
Serupa dengan Israel, Mesir pun membangun penghalang bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dengan dalih untuk menghentikan penyelundupan senjata Palestina melalui terowongan bawah tanah yang sebetulnya dibutuhkan warga Gaza untuk memperoleh barang-baranga kebutuhan hidup mereka sehari-hari. (althaf/rtrs/dawn/arrahmah.com)