YERUSALEM (Arrahmah.com) – Israel akan membangun 700 rumah baru di Yerusalem Timur, menantang permintaan dari masyarakat internasional dan Otoritas Palestina untuk menghentikan pembangunan.
Bangunan ini berada di tiga pemukiman Yahudi yang tidak legal secara hukum internasional di Yerusalem Timur.
Israel menyatakan bahwa dalam 10 bulan pihakny akan membekukan sebagian aktivitas pemukimannya bulan lalu, sebagai respons terhadap tekanan internasional. Langkah yang diambil oleh perdana menteri Benyamin Netanyahu ini digambarkan sebagai langkah yang terlalu besar dan menyakitkan. Namun, pembekuan yang diungkapkan oleh Netanyahu tidak menyertakan wilayah Yerusalem Timur, yang dicaplok Israel dalam perang tahun 1967, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
“Sejak hari pertama, kami membuat perbedaan yang jelas antara Tepi Barat dan Yerusalem,” kata Mark Regev, juru bicara pemerintah Israel. “Yerusalem adalah modal kami dan akan tetap seperti itu.”
“Belum pernah ada sebuah prasyarat (bagi perundingan),” tambah Regev, “…dan pembekuan aktivitas pembangunan di Yerusalem Timur adalah tidak akan pernah terjadi.”
Pada pertengahan November, Israel mengumumkan rencana untuk membangun 900 rumah di permukiman Gilo, Yerusalem selatan. (althaf/grdn/arrahmah.com)