JAKARTA (Arrahmah.com) – Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyatakan pemerintah Indonesia harus terlibat aktif menghentikan kekejaman pemerintahan Suriah rezim Bashar Assad yang telah membunuhi ribuan rakyatnya sendiri.
“Pemerintah Indonesia harus proaktif menghentikan ini, jika pemerintah tidak mau masuk dalam aspek theologinya, pemerintah bisa masuk pada aspek kemanusiaan, bahwa ini zholim, membunuhi rakyat sendiri menggunakan ukuran apapun ini zholim.” Kata Ismail Yusanto kepada arrahmah.com di Kantor Pusat HTI, Crown Palace, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, Kamis (15/3).
Menurut Ismail, untuk menekan pemerintahan Bashar Assad, pemerintah dapat mengikuti jejak negara-negara timur tengah yang menarik duta besarnya dari Suriah.
“Pemerintah harus menarik duta besarnya, Saudi saja sudah menarik, Mesir juga sudah, kita juga harus menarik itu sebagai tekanan politik, mestinya pemerintah harus mengecam Bashar al Kalb itu.” Paparnya.
Ismail sendiri menjelaskan, bahwa persoalan yang dihadapi kaum Muslimin di Suriah memang sangat pelik, karena umat Islam sedang menghadapi rezim yang sangat rusak aqidahnya.
“Suriah ini memang gawat sekali ,rezim Bashar Assad yang kita biasa panggil sebagai Bashar Al Kalb (si anjing) ini adalah penganut sekte Nushairiyah Alawiyah (Syi’ah) yang menurut para ulama laisa minal Islam, sudah keluar dari Islam sesat menyesatkan.” ujarnya
Kerusakan aqidah yang dianut Bashar, menurutnya diikuti pula dengan sikap memusuhi Islam dan kaum Muslimin.
“Dia itu kafir, dia itu tidak punya masjid karena gak pernah sholat, menghalalkan zina, bahkan memaksa orang-orang di Suriah untuk mengucapkan kalimat yang pernah ada di masa fir’aun dulu, la ilaaha illa Bashar, tidak ada tuhan selain Bashar, itu ditulis di masjid-masjid.” beber Ismail.
Ismail berpendapat, peristiwa Suriah merupakan peristiwa yang cukup mengagetkan Umat Islam, karena kekejaman yang dilakukan rezim Bashar melebihi tindakan yang dilakukan para diktator dan para thoghut arab lainnya.
“Dulu kita terkejut revolusi Mesir menyebabkan 150 orang meninggal, kita bilang itu sudah sangat banyak, dan kita juga terkaget saat Khadafi bertindak begitu juga, ratusan orang terus seribu(korban), sekarang ini (Suriah)sudah lebih dari 7.500 bahkan ada yang bilang mencapai 10.000 ribu orang.” lontarnya.
HTI pun menurutnya, berkomitmen untuk terlibat menyelesaikan masalah Suriah ini meskipun cukup sulit.
“Jadi, ini harus dihentikan, kita bekerja bersama umat disana untuk menghentikan ini, cuma ini tidak mudah karena dibantu oleh Rusia, kemudian China, dan juga Iran.” Ujarnya.
Rezim Bashar Assad untuk mempertahankan kekuasaannya dari gelombang revolusi yang menghantam Suriah dan tekanan negara-negara barat serta Internasional yang meinginnkannya turun, Suriah meminta dukungan dari negara-negara sekutunya seperti Rusian dan China yang mempunyai kepentingan regional di Timur tengah, dan Iran yang karena kedekatan Mazhabnya. Ditengah situasi tersebut, menurut Ismail HTI dan Umat Islam tetap menuntut Rezim Bashar turun melalui gerakan rakyat Suriah yang Independen, dan menolak keinginan barat yang ingin menguasai Suriah.
“Kita tetap menolak barat, karena kalau barat yang menjatuhkan, akan diberikan kepada rezim boneka. Karenanya, kita tetap mendukung sepenuhnya gerakan rakyat Suriah yang murni untuk menurunkan Bashar Al Kalb.” pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)