COLOGNE (Arrahmah.com) – Sebuah masjid di kota Cologne Jerman diserang oleh tiga orang tak dikenal, yang menyebabkan kerusakan besar pada bangunan Masjid.
Masjid Chorweiler, dijalankan oleh Uni Islam-Turki untuk Urusan Agama (DİTİB), menjadi sasaran tiga pelaku yang menyebabkan kerusakan fisik serius serta merusak kotak sumbangan. Kamera keamanan memperlihatkan bahwa para penyerang merusak ruang administrasi dan gedung layanan, memecahkan kotak sumbangan dan melarikan diri. Investigasi diluncurkan terkait serangan tersebut, lansir Daily Sabah (16/7/2019).
Komunitas Muslim-Turki di Jerman, Rabu lalu telah menyerukan pihak berwenang untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap ekstrimis sayap kanan di tengah meningkatnya jumlah ancaman dan serangan yang menargetkan Masjid dan lembaga komunitas.
Kazim Türkmen, ketua DİTİB, menggarisbawahi bahwa meskipun ada peningkatan kejahatan anti-Muslim dalam beberapa tahun terakhir, para pelaku sering tidak dihukum.
Ancaman bom yang dikirim ke DİTİB Selasa pekan lalu memaksa evakuasi masjid terbesar Jerman di Cologne, yang dijalankan oleh kelompok itu.
Setelah menggeledah kompleks dengan anjing pelacak bom, polisi tidak menemukan bom dan daerah itu dianggap aman.
Jerman telah menyaksikan pertumbuhan Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir, dipicu oleh propaganda partai-partai ekstrimis sayap kanan. Lebih dari 100 masjid dan institusi keagamaan diserang pada 2018.
Polisi mencatat 813 kejahatan rasial terhadap Muslim tahun lalu. Setidaknya 54 Muslim terluka dalam serangan ini, yang sebagian besar dilakukan oleh ekstrimis sayap kanan.
DİTİB memiliki total 857 masjid di Jerman, tempat hampir 1.000 imam bekerja. Sebagian besar imam ditunjuk oleh Turki dan setelah bekerja selama empat tahun di Jerman, kembali ke Turki. Gaji para imam DİTİB ini dibayar oleh Turki.
DİTİB yang berbasis di Cologne adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Jerman. Didirikan pada tahun 1984 sebagai cabang dari Kepresidenan Urusan Agama (Diyanet), badan keagamaan teratas Turki.
Jerman, negara berpenduduk lebih dari 81 juta orang, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis. Di antara hampir 4,7 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki. Banyak orang Jerman keturunan Turki adalah keturunan imigran Turki generasi kedua dan ketiga yang pindah ke negara itu selama tahun 1960-an. (haninmazaya/arrahmah.com)