WASHINGTON (Arrahmah.id) – Insiden Islamofobia dan diskriminasi terhadap Muslim dan warga Palestina di seluruh wilayah Palestina meningkat drastis sejak dimulainya serangan genosida “Israel” di Jalur Gaza, pada bulan Oktober 2023.
Hal tersebut diumumkan oleh kelompok advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di AS, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), sebagaimana dilansir laman Truthout, pada Selasa (30/1/2024).
CAIR merilis data yang menunjukkan bahwa ada peningkatan serangan kebencian anti-Muslim antara bulan Oktober hingga Desember 2023. Tak tanggung-tanggung, serangan kebencian anti-Muslim meningkat hingga 180 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Lonjakan keluhan ini terjadi ketika komunitas Muslim dan Palestina di AS menyaksikan gelombang kebencian dan kekerasan baru dalam beberapa bulan terakhir.
Para pejabat “Israel” dan Zionis AS memicu sentimen anti-Palestina dan melontarkan retorika yang tidak manusiawi mengenai warga Palestina yang dibantai secara massal di Amerika.
Direktur Penelitian dan Advokasi CAIR, Corey Saylor, menyatakan, dalam menghadapi kebencian yang tiada henti dan fitnah palsu, Muslim Amerika, Arab dan koalisi luas Yahudi, Kristen, Afrika-Amerika, Asia-Amerika, dan lainnya terus menyerukan keadilan bagi Palestina.
“Koalisi ini tahu bahwa cara menghentikan kebencian adalah dengan mengakhiri apartheid, pendudukan, dan genosida yang terjadi di Palestina,” ujar Saylor.
Dari 3.578 pengaduan kebencian anti-Muslim dan anti-Palestina, CAIR mencatat bahwa diskriminasi dalam pekerjaan merupakan proporsi pengaduan paling tinggi. Dua kategori berikutnya dengan insiden terbanyak adalah kejahatan rasial dan diskriminasi pendidikan.
Meski lonjakan Islamofobia terjadi, simpati rakyat Amerika Serikat terhadap perjuangan warga Palestina juga bertumbuh. Islamic Center di Maine, Amerika Serikat penuh dengan orang-orang yang menuliskan surat kepada perwakilan dan menyerukan agar gencatan senjata dalam perang Gaza dengan “Israel” dilakukan. Mereka juga mendesak agar pejabat memberikan dukungan kepada Gaza, Palestina.
Penyelenggara Koalisi untuk Palestina, Brendan Davison mengatakan orang-orang yang berkumpul untuk mendesak gencatan senjata dan pembebasan semua sandera dan tahanan. Selain itu, mereka juga mengumpulkan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
“Dan untuk memberikan tekanan pada para pemimpin terpilih kami, pada Anggota Kongres Golden, pada Senator Collins dan King, untuk melakukan hal yang sama. membuat mereka mendukung resolusi gencatan senjata dan menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina,” ujar Brendan Davison dilansir dari Wabitv, pada Senin (29/1). (Rafa/arrahmah.id)