CILACAP (Arrahmah.com) – Islamic Medical Service (IMS) bekerja sama dengan Pertamina RU IV Cilacap dan Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT) menggelar program layanan hapus tato gratis di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kembangkuning Nusakambangan, Jawa Tengah.
Program ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama (MoU) dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ditjenpas Kemkumham) baru-baru ini.
Program yang menargetkan 100 orang warga binaan (narapidana/napi) ini digelar pada Rabu-Kamis (02-03/05/2018).
Kepala Lapas Kembangkuning Nusakambangan diwakili Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban Samikin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada IMS, Pertamina, dan MTT atas digelarnya program tersebut.
“Kami ucapkan banyak terima kasih, telah memberikan banyak perhatian kepada warga binaan kami,” kata Samikin pada acara pembukaan program tersebut di aula serbaguna LP Kembangkuning Nusakambangan di depan ratusan napi yang memenuhi ruangan acara, Rabu pagi.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ustadz Hasan Makarim sebagai pembina kerohanian di Nusakambangan, atas upayanya yang tak kenal lelah membina warga binaan.
Turut hadir Tengku Muhammad Rum Humas Pertamina Cilacap dan Novi Valdian beserta timnya dari MTT.
Ustadz Hasan mengungkapkan, kegiatan di lapas tersebut merupakan yang pertama kalinya digelar bahkan di Indonesia dari rangkaian kegiatan serupa yang direncanakan digelar di lapas-lapas lain.
“Kita memulai yang pertama di Indonesia adalah di Lapas (Kembangkuning) ini,” ungkapnya disambut apresiasi hadirin.
Direktur IMS Imron Faizin berharap program tersebut berjalan lancar dan sukses.
“Terima kasih kepada seluruh pihak atas kerja samanya, MTT, Pertamina, pihak Lapas Kembangkuning,” ujarnya.
Kegiatan tersebut disambut begitu antusias oleh para warga binaan. Mereka berbondong-bondong melakukan pendaftaran untuk dihapus tato mereka.
Salah seorang peserta hapus tato, Abdullah, bukan nama sebenarnya, mengaku ikut program itu demi memantapkan niat hijrahnya menjadi pribadi lebih baik.
Abdullah menuturkan, subuh hari sebelum mengikuti program itu, ia telah menghubungi ibunya untuk mengungkapkan keinginannya tersebut.
“Ibu menangis terharu,” kisahnya, saat ditemui tim IMS di sela-sela kegiatan itu.
“Saya sudah tobat,” tandasnya.
Hal senada disampaikan banyak napi lainnya. Mereka mau menghapus tato untuk menguatkan tekad mereka berhijrah.
“Saya mau hijrah,” ujar salah seorang napi etnis Tionghoa yang menjadi mualaf semasa di penjara.
Selain di Nusakambangan, IMS-MTT akan menggelar program hapus tato gratis di Kediri, Malang, dan Surabaya, Jawa Timur dalam rangkaian tur mereka pada awal-pertengahan Mei 2018 ini.
Penghapusan tato itu dengan menembakkan sinar laser pada kulit yang bertato.
“(Teknik) ini yang paling bagus,” jelas Dr Septy dari IMS.
(ameera/arrahmah.com)