ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pemerintah Islamabad khawatir bahwa langkah Presiden AS Barack Obama untuk menambah personil militernya di Afghanistan akan mendestabilisasi Pakistan.
Harian Pakistan Dawn News mengumumkan pada Jumat (29/5) bahwa pejabat sipil dan militer di Islamabad yakin penambahan 21.000 personil pasukan AS di Afghanistan lambat laun akan mendestabilisasi Pakistan karena mendukung mobilisasi Taliban melintasi perbatasan.
Berbagai sumber mengatakan meningkatnya aktivitas militer AS juga menyebabkan membanjirnya pengungsi dari Afghanistan selatan ke dalam wilayah perbatasan Pakistan.
Sementara itu, pimpinan Komando Pusat Jenderal David Petraeus mengadakan kunjungan rahasia ke Islamabad minggu ini untuk menghilangkan keprihatinan Pakistan mengenai ditambahnya tentara di Afghanistan akan menambah kesengsaraannya, menurut laporan.
“Jenderal Petraeus memberi tahu lawan bicaranya bahwa AS tidak mempunyai pilihan selain menambah jumlah tentara di Afghanistan dan usaha untuk meminimalisasi perpindahan militan dan warga Afghanistan ke Pakistan,” sebuah sumber diplomat mengatakan pada Dawn.
Juru bicara kedutaan besar AS di Islamabad, Lou Fintor, mengatakan bahwa Petraeus telah mengadakan ‘pertemuan produktif dengan pemimpin sipil dan militer.”
Perkembangan terakhir muncul seiring dengan klaim angkatan bersenjata Pakistan dalam memerangi para mujahidin di Lembah Swat sebagai bagian dari upaya mengusir Taliban dan kelompok mujahidin lainnya yang semakin berkembang di Pakistan.
Petraeus juga menawarkan bantuan pesawat tanpa awak untuk operasi militer pemerintah di Lembah Swat.
Padahal AS telah melancarkan puluhan serangan pesawat tanpa awaknya di Pakistan, dan telah menewaskan lebih dari 800 orang selama beberapa bulan ke belakang.
Sedangkan tentara boneka pemerintah Pakistan pun melancarkan operasi ‘Black Thunder’ awal bulan ini dan telah menjadikan wilayah perbatasan kedua negara sebagai wilayah darurat militer.
Kekerasan di Pakistan menyebabkan hilangnya nyawa banyak orang, terutama rakyat sipil, sejak negara tersebut sepakat bergabung dengan AS dalam kampanye ‘perang melawan teror’. (Althaf/arrahmah.com)