ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Mengalah pada tekanan internasional yang kuat untuk mengendalikan kelompok-kelompok “militan” yang beroperasi dari tanahnya, pemerintah Pakistan pada Jumat (22/2/2019) mengambil alih kontrol administratif dari markas Jaish-e-Mohammad (JeM), kelompok yang dikabarkan mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri Pulwama yang menewaskan 44 personil CRPF di Jammu dan Kashmir.
Langkah itu dilakukan sehari setelah Dewan Keamanan PBB, termasuk sekutu penting Pakistan, Cina, menyebut JeM dalam sebuah pernyataan yang mengutuk serangan Pulwama dan menekankan pada perlunya meminta pertanggungjawaban penyelenggara dan pemberi dana dari “tindakan semacam itu” serta membawanya ke pengadilan.
“Pemerintah Punjab telah mengambil alih kendali markas JeM di Bahawalpur,” Menteri Informasi Pakistan, Fawad Chaudhry, mengatakan kepada PTI.
“Pemerintah Punjab telah mengambil alih kendali sebuah kampus yang terdiri dari Madressatul Sabir dan Jama-e-Masjid Subhanallah di Bahawalpur … dan menunjuk seorang administrator untuk mengelola urusannya,” tambah sang menteri.
Bahawalpur berjarak 400 km dari Lahore.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan tindakan keras terhadap JeM “telah diambil sesuai dengan keputusan pertemuan Komite Keamanan Nasional yang diadakan pada Kamis (21/2) di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Imran Khan”.
Madrasah itu memiliki 70 guru dan 600 siswa yang saat ini sedang belajar di dalamnya, kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa Kepolisian Punjab memberikan keamanan dan perlindungan di dalam lokasi. (Althaf/arrahmah.com)