JEPANG (Arrahmah.com) – Tiba di Jepang empat belas tahun yang lalu, seorang imam asal Mesir di Osaka menjadi salah satu bukti pertumbuhan Islam di negeri sakura itu yang perlahan mengakar kuat.
“Saya telah menjadi saksi sekitar 600 warga Kepang memeluk Islam,” kata Mohsen Bayoumy (55) kepada Japan Times, seperti dilansir OnIslam pada Kamis (27/11/2014)
Bayoumy lahir di pinggiran Kairo pada 1964 dan dapat menghafal Al-Qur’an pada usia sembilan tahun di bawah pengawasan ayahnya.
Kembali pada tahun 2000, Bayoumy, seorang lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, ditugaskan untuk mengabdi sebagai imam masjid lokal di Kobe.
Imam Bayoumy tidak mengetahui banyak tentang Jepang, kecuali pertumbuhan ekonomi negara itu yang cepat pasca Perang Dunia II.
Hanya ada sedikit masjid di Jepang pasca perang, tetapi yang tertua ditemukan di Kobe pada 1935.
Jumlah Muslim di Jepang meningkat tajam pada 1980-an seiring dengan kedatangan para imigran dari Pakistan dan Indonesia untuk mencari pekerjaan. Sebagian dari mereka menikah dengan warga Jepang dan menjadi penduduk tetap, ini juga menjadi bagian dari perkembangan agama Islam di negara tersebut.
Seiring dengan meningkatnya jumlah Muslim, komunitas Muslim kemudian mulai mengumpulkan dana untuk mengubah rumah biasa menjadi masjid dan pusat komunitas Muslim, atau membeli bangunan dengan harga murah untuk tujuan yang sama.
Itulah pemandangan yang imam Bayoumy temukan ketika ia tiba di Jepang. Selama lebih dari 10 tahun menghabiskan waktu di Kobe, Bayoumy melihat lonjakan warga Jepang yang masuk Islam setelah menikah dengan Muslim atau terpesona dengan ajaran Islam.
Tahun-tahun berlalu, Islam secara berangsur-angsur mulai mengakar kuat di Jepang. Kini, lebih dari 100.000 Muslim diperkirakan hidup di sana.
Lebih dari itu, sekarang ada sekitar 60 masjid di Jepang, banyak di antaranya adalah rumah pribadi pada awalnya. Alhamdulillah!
(siraaj/arrahmah.com)