Haus akan kebutuhan spritual di tanah kelahiran sekularisme modern, jumlah muallaf di Perancis terus bertambah. Meskipun permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin tak surut.
Estimasi menunjukkan bahwa sekitar 150 acara peresmian masuk Islam digelar setiap tahunnya di Masjid Sahaba di Créteil.
“Fenomena perpindahan (ke Islam), signifikan dan mengesankan, terutama sejak tahun 2000,” ujar Bernard Godard, yang bertanggung jawab dalam isu-isu keagamaan di Kementerian Dalam Negeri, kepada New York Times pada Senin (4/1/2013).
Meskipun Islam masih relatif kecil di Perancis, tetapi jumlah muallaf yang kian meningkat menunjukkan pertumbuhan Islam yang cepat di negara Eropa tersebut setelah dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir.
Menurut Godard, perkiraan dari enam juta Muslim di Perancis, sekitar 100.000 di antaranya diperkirakan adalah muallaf, melonjak dibandingkan pada tahun 1986 yang berjumlah 50.000.
Sementara menurut asosiasi Muslim, jumlahnya lebih tinggi dari yang disebutkan, bisa mencapai 200.000 muallaf.
Di Marseille, di pantai selatan, “konversi (ke Islam) telah meningkat dengan kecepatan yang luar biasa pada tiga tahun terakhir,” kata Abderrahmane (Abdurrohman) Ghoul, seorang imam di Masjid Marseille dan presiden cabang lokal Dewan Agama Islam Perancis.
Ghoul sendiri telah menandatangani sertifikat konversi 130 muallaf pada 2012.
Hassen Chalghoumi, yang juga seorang imam, berpikir bahwa banyak warga Perancis masuk Islam salah satunya disebabkan oleh kekosongan spiritual di negara yang anti agama ini.
“Sekularisme telah menjadi anti agama,” kata imam di Drancy, pinggiran kota di dekat Paris.
“Oleh karena itu, hal ini menciptakan fenomena yang berlawanan. Hal itu memungkinkan orang-orang untuk menemukan Islam.”
Para muallaf Perancis datang dari berbagai kalangan. Mulai dari warga biasa hingga pemain sepakbola terkenal seperti Nicolas Anelka, yang masuk Islam pada 2004, dan Franck Ribéry yang menjadi Muslim pada 2006.
Islam di pinggiran kota Paris
Masyarakat Muslim terlihat lebih disiplin dibandingkan para pemeluk agama lainnya, inilah salah satu penyebab Islam memiliki basis yang lebih besar di antara pinggiran-pinggiran kota yang mengelilingi jantung Perancis, Paris.
Gilles Kepel, seorang pakar yang menyoroti tentang Islam dan pinggiran-pinggiran kota Paris yang miskin yang menjadi basis mayoritas Muslim, mengatakan bahwa jumlah muallaf muda terus tumbuh sekarang. Diduga salah satu alasannya adalah lingkungan sosial yang lebih baik di daerah-daerah di mana Muslim menjadi dominan.
Baiknya lingkungan Muslim, meskipun di pinggiran-pinggiran kota, menjadi solusi dan perlindungan bagi orang-orang yang menderita masalah sosial yang buruk, menurut para pengamat dan muallaf itu sendiri. Di sinilah mereka menemukan Islam dapat memenuhi ruang kosong dalam jiwa mereka.
Islam, mengajarkan nilai-nilai luhur dan memberikan kedamaian yang tidak didapatkan pada ajaran-ajaran lain. Misalnya nilai-nilai terhadap keluarga dan perbedaan serta hak-hak antara wanita dan laki-laki yang diatur secara adil.
“Islam memberikan dampak kedamaian bagi para muallaf,” kata Samir Aghar, seorang sosiolog.
“Dunia (hidup) nampak lebih jelas setelah mereka pindah (ke Islam),” tambahnya.
Di sisi lain, serangan-serangan anti-Islam dari orang-orang kafir juga semakin sengit. Namun, hal itu nampak tak berdaya. Islam terus tumbuh dan menyentuh hati-hati orang-orang yang rindu pada Rabb-nya, atas izin Allah.
(siraaj/arrahmah.com)