Oleh Lafifah
Aktivis Muslimah
Kurikulum Merdeka yang digulirkan Mentri Pendidikan Nadiem Makarim sejauh ini tampak menuai keberhasilan sesuai dengan versinya. Tujuan Kurikulum Merdeka, sebagai program merdeka belajar untuk mempercepat pencapaian tujuan nasional di dunia pendidikan yaitu meningkatnya kualitas SDM yang ada di Indonesia karena memiliki keunggulan dan daya saing dengan negara-negara lain. Selaras dengan tujuan tersebut, dorongan dan apresiasi dari beberapa lembaga pun bermunculan, agar tercapai tujuan yang di maksud.
Dikutip dari media online Liputan6.com, Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta) menghadirkan konser musikal bertajuk ‘Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai’ pada Kamis, 25 April 2024 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Hal itu untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2024.
Konser musikal yang diproduseri Happy Salma membawa pesan untuk para pelajar se-Indonesia agar tidak berhenti mengejar mimpi mereka. Happy mengungkapkan, “Saya sebagai pribadi yang juga turut larut dalam kebebasan program Merdeka Belajar, merasa bersyukur diberi kesempatan melaksanakan konser musikal ini menjadi kenyataan.”
Kapitalisme yang mengedepankan nilai materi dalam seluruh aspek kehidupan menjadikan dunia pendidikan saat ini bercorak kapitalistik, yang kemudian memisahkan agama dari dunia pendidikan, yang sejatinya manusia secara naluri senantiasa beragama. Namun, terkerdilkan dengan tujuan dari kurikulum yang ada saat ini, semua berlomba hanya untuk belajar mengejar materi.
Juga beranggapan bahwa dari Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan dapat belajar dengan gembira dan mencintai minat dan bakat yang dimiliki, di sini siswa tidak lagi dituntut mencintai sesuatu yang tidak mereka cintai. Mereka dapat mengembangkan karakter diri dan juga kompetensi yang dimiliki secara fokus tanpa intimidasi dari pihak manapun. Merdeka belajar adalah cara siswa meningkatkan kualitas diri.
Sejatinya yang dibutuhkan rakyat bukanlah sekadar pembelajaran yang membahagiakan. Namun, lahirnya sumber daya manusia unggul yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan ilmu-ilmu kehidupan agar dapat mengelola negeri ini dengan aturan Allah. Inilah yang akan menghantarkan negeri ini maju.
Kecemerlangan sistem pendidikan Islam pada masa Daulah Islam, ditandai dengan tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, majelis ilmu pengetahuan, serta lahirnya ulama dan ilmuwan yang pakar dalam berbagai disiplin pengetahuan. Tsaqofah Islam, ilmu pengetahuan yang kita pelajari, juga produk-produk industri yang kita nikmati saat ini tidak lain adalah sumbangan para ulama dan ilmuwan muslim. Mereka adalah para perintisnya. Sebut saja Ibnu Sina (pakar kedokteran), Al-kahawarizmi (pakar matematika), Al Idrisi (pakar geografi), az-Zarqali (pakar astronomi), Ibnu al-Haitsam (pakar fisika), Jabir Ibnu Hayyam (pakar kimia), dll.
Oleh karena itu sudah seharusnya bagi negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menerapkan kembali kurikulum pendidikan yang berbasis akidah Islam. Sehingga generasi terbaik akan kembali bermunculan.
Wallahua’lam bishshawwab