Sebagai seorang Katolik, Lacey Tourney (22) mengaku selalu merasakan adanya nilai spiritual yang terputus dalam agamanya, hal ini membangkitkan keingintahuannya untuk menjelajahi cakrawala keimanan.
“Saya tahu keimanan itu penting dan saya ingin memiliki sebuah landasan iman dalam hidup saya tapi saya belum merasakan ketenangan,” katanya, seperti dilansir sebuah page Islam, Youth Group.
Gadis Regina ini terdaftar dalam program studi agama Timur Tengah pada tahun 2010 di University of Regina dan mulai mempelajari nilai-nilai Islam.
Allah mengetuk pintu hati Lacey dengan hidayah-Nya. Lacey pun mengucap syahadat dan memeluk Islam pada Ramadhan lalu.
“Saat belajar di universitas, saya bertemu banyak orang Muslim. Kami biasa duduk dan mengobrol selama berjam-jam dan mereka akan memberitahu saya tentang budaya dan cara hidup mereka, saya lantas berpikir: ‘Semua ini benar-benar masuk akal, ada sesuatu yang sesuai [yang saya rasakan]. Islam menjawab lebih banyak hal yang saya yakini,” kata Lacey.
Sejak menjadi mualaf, mahasiswa pendidikan seni ini telah membuat perubahan hidup. Pada bulan Desember lalu, dia memutuskan untuk memakai kerudung untuk melindungi auratnya dari pandangan publik.
Lacey mengungkapkan, “Saya ingin segalanya dilakukan secara bertahap karena ini seperti perubahan gaya hidup yang (mempengaruhi) tindakan kalian sehari-hari.”
“Saat menjadi seorang mualaf, kalian perlu menemukan alasan di balik segalanya. Dan alasan di balik keimanan Muslim adalah untuk membuat hidup kalian lebih sehat, lebih memuaskan (dan) untuk membuat kalian lebih peduli tentang orang lain dan fokus membantu mereka,” tambahnya. (banan/arrahmah.com)