DOUALA (arrahmah.com) – Para pengunjung yang baru datang ke kota pesisir Douala akan melihat dengan jelas jumlah masjid yang semakin meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya warga Kamerun yang memeluk Islam karena perilaku teladan yang ditunjukkan oleh umat Islam setempat.
“Perluasan masjid yang ada dan pembangunan masjid baru dengan jelas menunjukkan bahwa Islam berkembang sangat cepat di Douala dan di Kamerun pada umumnya,” Sheikh Mohamed Malik Farouk, imam kepala Douala, mengatakan Andolu Agency, Ahad (15/12/2013).
“Alhamdulillah kita sekarang memiliki banyak masjid untuk shalat Jumat di Douala dan ini adalah tanda dari perkembangan Islam,” imbuhnya.
Dianggap sebagai ibukota ekonomi Kamerun, Douala sedang menyaksikan peningkatan jumlah masjid baru-baru ini. Setidaknya setiap dua tahun, Muslim setempat membangun sebuah masjid baru untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah ummat Islam.
Meskipun Islam pertama kali masuk di Kamerun pada 1800-an, tetapi Islam masuk ke Douala pada tahun 1922, setelah Muslim dari Kamerun utara dan pedagang asing datang ke kota pesisir tersebut.
“Masjid besar pertama dibangun pada tahun 1922,” kenang Sheikh Farouk. Dan beliau menambahkan bahwa jumlah tersebut telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun.
“Di Douala saja kami memiliki lebih dari 90 masjid dan sekitar 500.000 Muslim dari 3 juta penduduk kota.”
Menurut CIA Factbook, Muslim berjumlah sekitar 20 persen dari total penduduk Kamerun yang berjumlah sekitar 20,5 juta. Sebagian besar dari mereka tinggal di Kamerun utara dan berasal dari suku-suku utama seperti Fulani dan Peuhl.
Muslim di Kamerun sebagian besar bergerak dalam perdagangan dan memiliki bisnis besar di negara Afrika. Tidak seperti di negara-negara Afrika lainnya, Konstitusi Kamerun memberikan kebebasan beragama.
Keteladanan
Keteladan dari warga Muslim menjadi faktor kunci terhadap peningkatan jumlah mualaf yang masuk Islam baru-baru ini.
“Muslim di sini menunjukkan akhlaq yang baik. Mereka memperlakukan tetangga non-Muslim mereka dengan hormat,” Sheikh Farouk menegaskan.
“Mereka juga tidak terlibat dalam kegiatan yang tidak bermoral, yang telah menarik banyak non-Muslim untuk masuk kita,” tambah pemimpin agama setempat.
“Banyak orang yang ingin hidup bersih dari narkoba, alkohol dan seks bebas, yang dapat menyebabkan HIV, sehingga mereka berminat untuk masuk Islam.”
Seperti penganut agama lain, Muslim Kamerun juga mengelola sekolah, rumah sakit dan proyek pengembangan masyarakat lainnya.
Selain itu, Sheikh Farouk menambahkan bahwa umat Islam yang dermawan turut menyumbang untuk membantu membangun masjid atau sekolah Muslim.
Sheikh Farouk menegaskan bahwa umat Islam di Kamerun hidup dengan rekan-rekan mereka yang non-Muslim dengan damai, dalam suasana toleransi.
“Meskipun populasi kami yang besar, kami tidak pernah memiliki konflik agama dengan masyarakat di Kamerun,” katanya.
“Sebagai imam kami selalu menyampaikan tentang pentingnya persatuan, solidaritas dan persaudaraan,” kata Sheikh Farouk.
“Kami mengatakan kepada beriman untuk memperlakukan tetangga non-Muslim mereka dengan hormat” (Ameera/Arrahmah.com)