Oleh : Rita Handayani
Muslimah Pemerhati Umat
(Arrahmah.com) – Di penghujung tahun 2020, reshuffle kabinet tak bisa dihindari. Hal ini disebabkan kecewanya rezim penguasa atas kinerja kabinet selama ini. Menteri Agama baru menyatakan statementnya dalam acara serah terima jabatan Menteri Agama di Jakarta, yang disiarkan secara daring pada Rabu, 23/12/2020. Statementnya adalah ia ingin menjadikan agama hanya sebagai inspirasi bukan aspirasi. (Kompas, 23/12/2020).
Kata inspirasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah ilham. Membicarakan inspirasi atau ilham tentu sangat berhubungan dengan Islam Karena Islam adalah sebuah inspirasi terbaik sepanjang zaman. Bersumber dari wahyu Sang Pencipta Alam. Sehingga mampu menjawab segala permasalahan dalam kehidupan.
Namun tidak bisa dielakkan, Islam juga adalah sumber aspirasi bagi umat manusia. Bagaimana tidak, kata aspirasi dalam KBBI artinya ilham yang timbul dalam mencipta. Jelas Islam yang berasal dari ilham Pencipta akan mampu menciptakan segala harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang.
Islam sebagai aspirasi tidak akan mengancam kemajemukan masyarakat Indonesia dan dunia. Malahan, mampu memberikan solusi dari tidak terbentuknya keutuhan dan kesatuan bangsa dalam sistem sekuler.
Konsep dan Strategi Islam Solusi Sejati Wujudkan Sejahtera serta Anti Konflik
Konsep atau idealisme Islam adalah akidah Islam, yang menjadi landasan dalam membentuk sudut pandang kehidupan yang sahih. Yakni “terbentuknya rahmat bagi seluruh alam” sebagaimana Allah Swt. menegaskan dalam firman-Nya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (TQS. Al-anbiya (21) : 107)
Hal tersebut dilakukan langsung oleh Baginda Nabi saw, dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan diteladani para khalifah selanjutnya. Menghasilkan dunia dilimpahi keberkahan dan kesejahteraan juga kemuliaan, khususnya dua pertiga dunia yang menjadi bagian dari wilayah kesatuan Islam.
Dalam menyejahterakan rakyatnya, konsep dalam Islam adalah Islam menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyat hingga tataran sejahtera per individu. Tercukupi pangan, sandang dan papan. Untuk merealisasikan konsep ini, Islam punya strategi yakni:
- Kepala negara dalam Islam akan mendorong seluruh warga negaranya yang mempunyai tanggung jawab sebagai pencari nafkah (laki-laki baligh dan berakal) untuk bekerja.
-
Kepala negara dalam Islam juga akan memfasilitasinya dengan membuka kran pekerjaan untuk warga negaranya.
-
Jika ada warga negaranya yang tidak mampu bekerja dan tidak ada yang menanggungnya. Maka, negara akan mengambil alih untuk menanggungnya dan memenuhi segala kebutuhannya.
-
Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang wajib dikelola oleh negara ini, dalam Islam hasilnya wajib dikembalikan kepada rakyat.
-
Baitul mal yang berisi kas negara yang bersumber dari zakat, fai’, kharaj, jizyah, ghanimah, usyur, harta warisan dari orang yang tidak memiliki ahli waris, harta shuf’ah, barang tambang, waqaf, harta yang telah ditinggal lari oleh pemiliknya, dan harta orang murtad. Semuanya dibelanjakan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan rakyatnya.
Konsep ini akan mewujudkan ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi rakyat dan negara. Menjadikan negara dan rakyatnya mandiri, lepas dari ketergantungan, cengkeraman dan intervensi asing.
Selain itu, dari sisi pendidikan dan peradaban Islam di masa jayanya sukses menjadi mercusuar tertinggi dunia. Bahkan menjadi kiblat bagi orang-orang Barat. Pendidikan dengan segala fasilitas yang dibutuhkan akan ditanggung penuh oleh negara, mulai dari skala TK (Taman Kanak-kanak) hingga PT (Perguruan Tinggi). Bahkan para pelajar berprestasi akan mendapatkan reward seberat prestasi yang diraihnya. Wajar akhirnya lahir banyak ilmuwan handal di berbagai bidang dengan tingkat ketakwaan yang tinggi kepada Rabbnya.
Konsep keamanan dan kenyamanan hidup berdampingan antar warga negara dari berbagai keberagaman baik agama, ras, suku, bahasa, juga tak kalah menakjubkan. Islam sejak mewujudnya dalam bentuk sebuah konstitusi di Madinah yang diprakarsai oleh Rasulullah saw.
Umat Islam tak hanya menjadi satu-satunya penduduk Madinah saat itu. Ada Yahudi, Nasrani, orang-orang munafik, dan para penyembah berhala. Hal tersebut mampu disatukan oleh Rasulullah saw. dalam Piagam Madinah dengan basis kebebasan beragama, persamaan, solidaritas, tolong-menolong dan toleransi.
Selain itu Islam juga berhasil menjadi pelopor dalam penghapus penindasan, kezaliman dan penjajahan di dunia. Semua ini tidak hanya sebagai konsep tapi telah terbukti terwujud nyata, selama 13 abad kepemimpinan Islam di muka bumi.
Sekarang pertanyaannya, apakah umat manusia khususnya umat muslim mau mengambil Islam sebagai inspirasi, aspirasi dan solusi sebagai penuntas persoalan negeri ini, agar kebaikan kembali menaungi dunia.
Wallahu a’lam bishshawab.
(*/arrahmah.com)