BAMIYAN (Arrahmah.id) — Kelompok militan Islamic State Khurasan Provience (ISKP) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tiga turis Spanyol dan tiga warga Syiah di sebuah destinasi wisata di Afghanistan.
Dalam sebuah pernyataan di channel Telegram, kelompok jihadis tersebut mengatakan bahwa “anggota mereka menembaki para turis Kristen dan rekan-rekan mereka yang beragama Syiah dengan senapan mesin” di kota pegunungan Bamiyan pada hari Jumat (17/5/2024).
Mengutip AFP (20/5), rombongan turis tersebut ditembaki ketika sedang berbelanja di sebuah pasar di Bamiyan, sekitar 180 kilometer sebelah barat ibukota Kabul.
ISKP mengatakan mereka menyerang sebuah “bus berisi turis yang merupakan warga negara dari negara-negara koalisi”, mengacu pada koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang telah memerangi Islamic State (ISIS) di Timur Tengah.
“Serangan ini sejalan dengan arahan para pemimpin ISIS untuk menargetkan warga negara dari negara-negara koalisi di mana pun mereka berada,” kata pernyataan tersebut (19/5).
Sehari sebelumnya, para pejabat Imarah Islam Afghanistan (IIA) mengatakan mereka telah menangkap tujuh tersangka setelah serangan tersebut.
Jumlah pengeboman dan serangan bunuh diri di Afghanistan telah berkurang secara dramatis sejak otoritas IIA mengambil alih kekuasaan. Namun, sejumlah kelompok bersenjata, termasuk ISKP, tetap menjadi ancaman.
ISKP telah berulang kali menargetkan komunitas Syiah Hazara yang merupakan mayoritas penduduk di provinsi Bamiyan, tujuan wisata utama di Afghanistan.
Serangan ini diyakini sebagai serangan mematikan pertama terhadap turis asing sejak IIA kembali berkuasa pada tahun 2021 di negara di mana hanya sedikit negara yang memiliki perwakilan diplomatik.
Semakin banyak pengunjung yang melakukan perjalanan ke Afghanistan karena keamanan telah membaik sejak IIA mengakhiri pemberontakan mereka setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat.
Pemerintah IIA belum diakui secara resmi oleh pemerintah asing mana pun. Namun, pemerintahan ini telah mendukung sektor pariwisata yang masih baru, dengan lebih dari 5.000 wisatawan asing mengunjungi Afghanistan pada tahun 2023, menurut angka resmi.
Negara-negara Barat menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke negara tersebut, memperingatkan adanya peningkatan risiko penculikan dan serangan.
Kelompok yang menjadi target serangan hari Jumat terdiri dari 13 wisatawan dari berbagai negara, termasuk enam warga negara Spanyol.
Para pejabat Spanyol mengatakan ketiga warganya yang tewas dalam serangan tersebut berasal dari Catalonia.
Mereka terdiri dari seorang ibu dan anak perempuannya serta seorang pria berusia 63 tahun yang bekerja sebagai insinyur.
Seorang pensiunan Spanyol berusia 82 tahun terluka parah dan dievakuasi ke rumah sakit Kabul yang dioperasikan oleh LSM Italia Emergency, di mana ia dan korban lainnya yang terluka dalam serangan tersebut telah distabilkan.
“Ia mengalami kemajuan yang baik dari luka-lukanya, namun prognosisnya belum pasti,” demikian pernyataan kementerian luar negeri Spanyol pada hari Ahad.
Para diplomat Spanyol telah menuju ke Afghanistan dan berupaya memulangkan jenazah korban tewas dan memindahkan yang terluka, serta berkoordinasi dengan delegasi Uni Eropa di Kabul.
Kedutaan Besar Spanyol di Kabul dievakuasi pada tahun 2021, bersama dengan misi Barat lainnya, setelah IIA mengambil alih kembali kendali ibu kota Afghanistan. (hanoum/arrahmah.id)