RIYADH (Arrahmah.com) – ISIS mendesak pengikutnya untuk menargetkan jaringan pipa minyak dan pabrik Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang mengecam normalisasi hubungan antara UEA dan Bahrain, dan Israel.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa apa yang disebut Abraham Accords yang diresmikan bulan lalu di Washington adalah pengkhianatan terhadap Islam dan menuduh Riyadh terlibat dalam proses normalisasi.
“Targetnya banyak… Mulailah dengan memukul dan menghancurkan pipa minyak, pabrik, dan fasilitas yang menjadi sumber [pendapatan] pemerintah tiran,” kata juru bicara ISIS Abu Hamza Al-Quraishi dalam rekaman yang diposting di aplikasi media sosial Telegram, sebagaimana dilansir MEMO, Senin (19/10/2020).
Arab Saudi berada di bawah tekanan untuk mengikuti tetangganya di Teluk dan menormalkan hubungan dengan negara Zionis itu.
Bagaimanapun, Riyadh, terus bersikeras bahwa Israel harus mengakhiri pendudukannya di Palestina dan mengizinkan pembentukan negara Palestina sebelum menyetujui langkah tersebut.
Pada tahun 2002, Riyadh menawarkan kepada Israel normalisasi penuh dalam apa yang dikenal sebagai “Prakarsa Perdamaian Arab”, dengan syarat negara itu mengakhiri pendudukannya.
Meskipun secara terbuka bersikeras untuk mengamankan kenegaraan Palestina sebelum normalisasi apa pun, Saudi dikatakan berada di ambang perubahan kebijakan.
(ameera/arrahmah.com)