OUAGADOUGOU (Arrahmah.id) — Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengkalim bertanggung jawab atas serangan terhadap konvoi kendaraan militer Burkina Faso yang menewaskan lebih dari 70 tentara, melukai puluhan orang, dan menyandera lima orang tentara.
Dikutip dari kantor berita ISIS Amaq (24/2/2023), seperti dilansir AP News (25/2), ISIS menyerang konvoi yang mencoba maju ke daerah-daerah yang dikuasai mereka di dekat Deou, di provinsi Oudalan di Sahel.
Dikatakan, ISIS menyita senjata dan mengejar tentara yang mundur bermil-mil jauhnya ke padang pasir.
Gambar yang dirilis oleh kelompok militan itu menunjukkan 54 mayat berseragam militer tergeletak di tanah berlumuran darah, serta lebih dari 50 senapan serbu yang disita dan gambar lima tentara yang katanya ditawan.
Pengumuman itu dikeluarkan satu pekan setelah serangan di Deou dan beberapa hari setelah serangan lain di kota Tin-Akoff, di mana penduduk setempat dan kelompok masyarakat sipil mengatakan puluhan tentara tewas ketika sebuah pos militer diserang.
Tidak jelas berapa banyak orang yang tewas dalam dua insiden tersebut.
Pekan lalu, pemerintah mengkonfirmasi bahwa 51 tentara tewas dalam penyergapan di Deou, tetapi belum menanggapi permintaan untuk memperbarui jumlah atau mengomentari serangan di Tin-Akoff.
Ini adalah penyergapan paling mematikan terhadap tentara sejak pemimpin junta baru, Kapten Ibrahim Traore, merebut kekuasaan pada September dan para analis mengatakan hal itu dapat mengancam cengkeraman kekuasaannya.
“Ada aliran serangan militan yang terus-menerus di utara negara itu dan publik tidak diragukan lagi memperhatikan ketidakmampuan pemerintah mereka untuk memberikan keamanan,” kata Laith Alkhouri, CEO Intelonyx Intelligence Advisory, yang menyediakan analisis intelijen.
“Setiap serangan lebih lanjut yang sangat besar ini dapat mengancam panggung publik dan bahkan mengancam untuk menggulingkan junta,” lanjutnya. (hanoum/arrahmah.id)