SURIAH (Arrahmah.id) – Kelompok militan Islamic State (ISIS) memuji invasi Rusia ke Ukraina seraya menyebutknya sebagai ‘hukuman Allah’ bagi Barat agar musuh-musuh Islam hancur. Mereka pun menyebut bahwa perang itu sebagai pertempuran pasukan Salib vs pasukan Salib, seperti dilaporkan dalam majalah terbaru mereka, An Naba.
Dilansir Daily Mail (9/3/2022), kelompok ini pun menyerukan kaum muslim tidak boleh memihak ke salah satu kubu dalam perang itu. Sebab Putin membentuk aliansi dengan Bashar al Assad untuk memerangi warga Suriah dan Volodymyr Zelensky, selain karena seorang Yahudi, juga salah satu anggota koalisi internasional 70 negara yntuk memerangi kelompok mereka.
Menurut ISIS, perang Rusia-Ukraina ini hanyalah awal dari perang berikutnya antara negara-negara pasukan Salib.
ISIS menambahkan bahwa invasi itu ‘tidak mengejutkan’, mengingat persaingan yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia dalam upaya mengendalikan negara-negara Eropa Timur.
ISIS juga tidak mendukung pasukan Chechnya yang telah direkrut ke dalam perang oleh Putin.
Mereka mencap militer yang dipimpin oleh Ramzan Kadyrov ini sebagai tentara murtad yang tak ubahnya seperti pasukan Afghanistan dalam ketika dipimpin Hamid Karzai yang berjuang bersama George Bush dan AS melawan Taliban.
Mengakhiri pernyataannya, ISIS berharap kehancuran total di kedua sisi yang akan melepaskan kekacauan global dan menjatuhkan Barat.(hanoum/arrahmah.id)