MOSUL (Arrahmah.com) – ISIS memaksa ribuan warga sipil untuk mundur bersama mereka dari Hamam al-Alil ketika polisi Irak merebut kembali sebuah kota, lansir Al Arabiya (8/11/2016).
Warga sipil itu dipaksa mundur bersama ISIS menuju bandara Mosul.
Pasukan Irak berhasil merebut kembali kota penting itu dari milisi ISIS pada Senin (8/11), dalam kemenangan besar dalam penyerangan untuk merebut kembali kota yang dekat dengan Mosul.
Namun, ISIS tidak meninggalkan kota itu begitu saja. Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB Ravina Shamdasani mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa mereka telah menerima laporan bahwa ISIS memaksa sekitar 1.500 warga sipil untuk pindah dari kota Hamam al-Alil menuju bandara Mosul pada 4 November.
ISIS diduga telah memaksa warga sipil yang tinggal di daerah sekitar Mosul ke kota kedua Irak, dan diduga akan menggunakan mereka sebagai tameng manusia dalam pertempuran mendatang.
Shamdasani juga mengatakan telah menerima informasi bahwa ISIS telah “menculik sedikitnya 295 mantan personel pasukan keamanan Irak” dari daerah sekitar Mosul.
“Antara tanggal 1-4 November, 195 mantan personel ISF dilaporkan telah diculik di beberapa desa Tel Afar, dan pada sekitar tengah malam pada 3 November, sedikitnya 100 mantan perwira ISF diculik dari desa Mawaly, sekitar 20 kilometer sebelah barat dari Mosul,” katanya.
“Nasib semua warga sipil ini belum diketahui untuk saat ini,” tambahnya.
Ketika pasukan Irak merebut kembali Hamam al-Alil, mereka menemukan sebuah kuburan massal di perguruan tinggi pertanian. 100 jenazah warga dengan kepala yang sudah terpotong telah ditemukan di kuburan tersebut.
PBB tidak bisa segera mengonfirmasi informasi tersebut, dan Shamdasani mengatakan bahwa kantornya masih meneliti beberapa laporan bulan lalu yang mengatakan bahwa ISIS telah membunuh 50 mantan perwira polisi Irak di lokasi yang sama.
Pasukan Irak telah memperketat keamanan di sekitar Mosul sejak meluncurkan penyerangan pada 17 Oktober. (fath/arrahmah.com)