(Arrahmah.com) – Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada Ahad (25/1/2015) menyerukan pembebasan segera seorang warga Jepang yang ditawan kelompok “Daulah Islam”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, setelah beredarnya rekaman audio yang mengklaim bahwa seorang tawanan Jepang lainnya telah dieksekusi.
Para pejabat pemerintah Jepang mengatakan mereka belum mengonfirmasi keaslian gambar yang nampak seperti Haruna Yukawa. Abe dan pejabat lainnya menuntut pembebasan segera seorang tawanan Jepang lainnya, Kenji Goto.
The Yomiuri Shimbun melaporkan pada Sabtu (24/1) bahwa video itu menampilkan pernyataan audio tawanan Kenji Goto dan sebuah foto yang diklaim sebagai tawanan Haruna Yukawa yang telah disembelih.
Menurut kantor berita Kyodo Jepang, Goto mengatakan dalam bahasa Inggris bahwa “teman satu selnya” Yukawa telah dibunuh.
Dia juga dilaporkan mengatakan kepada pemerintah Jepang bahwa mereka harus membebaskan – Sagda Al-Rishawi – yang saat ini ditahan oleh pihak berwenang Yordania untuk menyelamatkan hidupnya.
Sagda Al-Rishawi, yang berasal dari Irak, dijatuhi hukuman mati di Yordania pada tahun 2005 menyusul serentetan pemboman yang menargetkan tiga hotel di Amman yang menyebabkan puluhan tewas atau terluka, termasuk warga negara asing.
Sementara itu, presiden salibis AS Barack Obama mengutuk pembunuhan terhadap Yukawa dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, yang tidak membahas bagaimana Amerika Serikat telah mengonfirmasi pembunuhannya. Sebelumnya, juru bicara wakil Dewan Keamanan Nasional AS Patrick Ventrell mengatakan komunitas intelijen AS sedang bekerja untuk memverifikasi keaslian rekaman itu.
Video tersebut muncul secara online pukul 23 waktu setempat, tapi dengan cepat tak beredar lagi. Kyodo melaporkan bahwa video yang sama juga telah dikirimkan melalui email kepada istri salah satu tawanan.
Video itu disebut-sebut diposting di akun Twitter yang terkait dengan ISIS, namun sejauh ini belum ada konfirmasi mengenai keasliannya.
Yoshihide Suga – kepala sekretaris dalam kabinet Jepang – mengatakan bahwa para menteri akan bertemu untuk membahas situasi ini saat informasi lebih lanjut dikumpulkan.
Pada konferensi pers semalam, dia menyebut tindakan itu sebagai tindakan yang tak bisa “dimaafkan” dan “secara keras” mendesak agar “Goto tidak disakiti dan segera dibebaskan.”
Pada Selasa (20/1), pemerintah Jepang membenarkan adanya sebuah video awal di mana kelompok ISIS mengancam akan membunuh dua orang dalam waktu 72 jam kecuali jika tebusan sebesar $ 200 juta telah dibayarkan.
Batas waktunya pukul 14:50 pada Jum’at (23/1).
Perdana Menteri Shinzo Abe sedang dalam perjalanan ke Timur Tengah ketika video itu disiarkan.
Selama perjalanan, dia telah menjanjikan $ 200 juta bantuan non-militer ke wilayah itu – yang membenarkan adanya video asli berisi permintaan uang tebusan tersebut.
Juru bicara kepala pemerintah Jepang, bagaimanapun, telah menekankan bahwa uang itu benar-benar untuk tujuan kemanusiaan, seperti membantu upaya dana pengungsi bagi mereka yang menyelamatkan diri dari konflik di Suriah.
Konstitusi pasifis Jepang melarang negara mengirim bantuan militer ke luar negeri. Laporan mengatakan bahwa Goto (47) telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk mencari dan meminta pembebasan Haruna Yukawa, yang dilaporkan ditangkap pada bulan Agustus lalu.
Sebelumnya, ISIS dilaporkan telah menyembelih tiga tawanan asal AS – James Foley, Peter “Abdul-Rahman” Kassig dan Steven Sotloff serta dua warga negara Inggris – David Haines dan Alan Henning.
(aliakram/arrahmah.com)