TANGERANG SELATAN (Arrahmah.com) – Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman mengkritisi sikap pemerintah yang sangat bersemangat membuat pernyataan sikap tentang ISIS, sementara membiarkan paham sesat yang lebih berbahaya dari itu.
“Pernyataan Kementrian Agama, MUI, Menkopolhukam terhadap deklarasi ISIS menjadi Khalifah yang baru berumur 1 bulan 13 hari, begitu bersemangat begitu meriah menghadapinya. Kita bertanya tentang Ahmadiyah, tentang Syiah dan ajaran-ajaran liberal yang lebih ganas dan jahat. Kenapa pemerintah tidak segera mengambil tindakan terhadap Syiah, Ahmadiyah dan liberal?” ujar Ustadz Abu Jibriel di hadapan para wartawan di Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (9/8/2014).
“Kenapa pemerintah tidak segera mengambil tindakan yang tegas melarang Syiah, mengharamkan Syiah di Indonesia,” tambahnya.
Padahal Majelis Mujahidin telah mengeluarkan fatwa pada sepuluh tahun lalu, yakni tahun 2004 yang menyebutkan bahwa Syiah bukan Islam.
“Kenapa hal ini tidak diikuti oleh organisasi dan isntansi lain umpamanya Majelis Ulama Indonesia dan Kementrian Agama, kenapa mereka diam saja?” tanya Ustadz Abu Jibriel.
Dirinya menyebut rekayasa semua ini adalah ulah Syiah internasional yang hendak menghancurkan kaum Muslimin. Mereka, imbuh Ustadz Abu Jibriel hendak mengalihkan perhatian bahwa ini adalah semata-mata ulah ISIS, “Padahal akarnya adalah Syiah,” tegasnya. (azm/arrahmah.com)