KAIRO (Arrahmah.com) – Seorang ulama dari Kuwait telah menyerukan untuk menghancurkan Sphinx dan Piramida Mesir, menyatakan sudah saatnya ummat Islam menghapus warisan Fir’aun.
Meski monumen kuno itu diklaim tidak lagi memiliki nilai religi dan lebih memiliki nilai budaya dan sejarah, monumen terkenal di Mesir itu harus dilenyapkan, untuk mengakhiri penyembahan terhadap berhala, Ibrahim Al Kandari mengatakan, menurut surat kabar Al-Watan, sebagaimana dilansir oleh RT, Senin (9/3/2015).
“Kenyataan bahwa masyarakat Muslim terdahulu tidak menghancurkan monumen Fira’un saat pertama menaklukkan tanah Mesir, bukan berarti bahwa kita tak boleh melakukannya sekarang,” ujar Kandari.
Seruan lain untuk menghancurkan simbol utama mesir itu datang dari pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Bahgdadi, yang menyarankan untuk membongkar monumen bersejarah itu dan menyebutkan sebagai “kewajiban agama”.
Pada tahun 2012, seorang ulama Mesir juga mengeluarkan fatwa yang menyerukan untuk membersihkan negara itu dari piramida dan Sphinx.
Akan tetapi fatwa tersebut dikecam oleh pejabat dan ulama Mesir yang lain, yang mengatakan bahwa situs itu adalah bagian dari warisan budaya negara, bukan religius.
Meski begitu, perdebatan soal penghancuran situs Mesir itu bukanlah sesuatu yang baru, terbukti dari banyaknya mitos soal mengapa hidung Sphinx yang hancur, dari penghancuran oleh ulama Islam hingga dibom oleh meriam Napoleon.
(ameera/arrahmah.com)