(Arrahmah.com) – Setelah cukup lama tidak terdengar di media, Amir Al-Qaeda Syaikh Aiman Az-Zhawahiri akhirnya muncul dalam tiga pernyataan audio dan video terbarunya yang dirilis bulan Agustus ini.
Dalam pesan audio pertamanya, Syaikh Aiman membahas mengenai baiatnya terhadap amir baru Imarah Islam Afghanistan (IIA), Mullah Akhtar Muhammad Mansur, yang meneruskan kepemimpinan Amirul Mukminin, Mullah Muhammad Umar Mujahid, rahimahullah.
Pada rilis kedua, Syaikh Aiman memperkenalkan Hamzah, putra Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah kepada dunia sebagai “singa” Al-Qaeda. Hamzah kemudian melanjutkannya dengan memberikan pidato panjang, memuji cabang-cabang regional Al-Qaeda dan mendiskusikan hal-hal lainnya. Sementara pada pesan video yang dirilis tak lama setelahnya, pada bulan ini juga, Syaikh Aiman menyampaikan mengenai pentingnya media jihad.
Yang menjadi perhatian khusus Syaikh Aiman dalam pesan video berdurasi 35 menit, yang disebarkan melalui Twitter pada Sabtu (15/8/2015) tersebut adalah mengenai media jihad yang justru telah berbalik menjadi alat untuk menghancurkan pergerakan jihadis sendiri, dalam hal ini Syaikh Aiman tampak mengimplikasikan rilisan-rilisan kelompok “Daulah Islamiyah” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. Ia menyeru pada mujahidin media jihad untuk menjauhkan diri dari menyebarluaskan materi yang bisa semakin menabur perselisihan dalam barisan mereka.
Terkait media jihad ini, beberapa waktu yang lalu diketahui adanya salah satu upaya ISIS untuk merusak citra dan membunuh karakter Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani sebagai seorang ulama yang telah membongkar ekstremisme dan penyimpangan-penyimpangan ISIS yang sebenarnya.
Syaikh Abu Hassan Al-Kuwaiti kemudian menguraikan cara-cara licik ISIS untuk merendahkan harga diri Syaikh Abu Mariyah dan memisahkannya dari mujahidin. Berikut terjemahannya, semoga bisa menjadi pelajaran kembali.
ISIS dan media mereka berbohong
Oleh: Syaikh Abu Hassan Al-Kuwaiti
Untuk mengetahui tingkat propaganda ISIS dan kebohongan media mereka, kami mencatat bahwa mereka terus-menerus mencoba untuk menggunakan akun Twitter palsu yang mengatasnamakan Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani setelah ia berhenti menggunakan Twitter pada saat ia terluka.
Mereka mengambil kesempatan untuk memalsukan akun Twitter Syaikh Abu Mariyah (dan banyak pemimpin Mujahidin dan Ulama lainnya) dan mencoba menipu dan menyesatkan banyak orang serta berbohong tentang Syaikh Abu Mariyah.
Dan ini adalah salah satu metode intelijen rahasia di negara tiran dalam mengubah kebenaran dan memalsukannya, serta berbohong tentang orang-orang yang tulus dan mendistorsi citra mereka. Mereka telah mencoba berkali-kali berbohong dan mendistorsi reputasi Syaikh Abu Mariyah, dengan menghubungkan pernyataan palsu dan tindakannya, sampai Allah Yang Mahatinggi menunjukkan kebohongan ISIS dan orang-orang mengetahui yang sebenarnya.
Mereka telah berusaha untuk menunjukkan bahwa Syaikh Abu Mariyah seakan memfitnah Amir Syaikh Al-Jaulani melalui ID palsu dan sebelum itu mereka menyebar pernyataan-pernytaan palsu ini pada akun lainnya. Dan mereka juga ingin menabur perselisihan dalam jajaran Jabhah Nushrah dengan meningkatkan topik palsu tentang Syaikh Abu Mariyah dan bahwa ia meninggalkan Jabhah Nushrah!
Dan kami mencatat bahwa semua kampanye ini datang setelah keberhasilan dakwah Syaikh Abu Mariyah dalam mengungkap penyimpangan dan ekstremisme dan dongengan ISIS, serta penerimaan banyak orang akan hal itu bahkan hingga di luar Suriah. Kebohongan dan penipuan terbaru mereka adalah bahwa Syaikh Abu Mariyah memberi baiat kepada pemimpin Jasyhul Islam, Zahran Aloush! Mencoba untuk menyebarkan fitnah dan perpecahan dengan provokasi tersebut.
Hubungan Syaikh Abu Mariyah dengan semua pemimpin lain dari kelompok Mujahid di Syam lebih dari sekedar masalah Baiat, yaitu hubungan persaudaraan Islam dan Jihad. Dan semua orang Syam dan para ksatria dan pemimpin kelompok mereka terus mempertahankannya, dan mereka melihat ia sebagai pemimpin reformasi di Syam dan mereka memiliki cinta yang besar untuknya dalam hati mereka. Dan Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani menyayangi Syaikh Al-Jaulani sebagai pendamping dan pemimpin kelompok, dan ia berpegang pada perjanjian dan ia adalah orang yang setia.
Dan ia selalu mengatakan saya bukanlah Baghdadi atau Adnani yang berkhianat dan menikam dari belakang, saya juga bukan orang yang tidak menghormati dan menjaga persahabatan. Tapi dengan prinsip ini, tidak berarti ia harus menahan diri dari mengatakan kebenaran dan berhenti menolak kepalsuan, bahkan jika itu beresiko baginya untuk harus keluar dari kelompoknya sendiri, Syaikh Abu Mariyah lebih memilih untuk bertindak sesuai dengan Kitab Allah dan Sunnah, meski itu harus bertentangan dengan literatur kelompok.
Lebih dari itu, demi kepentingan Islam dan kaum Muslimin ia rela memilih untuk meninggalkan kelompoknya, jika memang telah terbukti ada penyimpangan di dalamnya. Sebagaimana yang terjadi antara ia dan ISIS di masa lalu (yakni, Syaikh Abu Mariyah meninggalkan mereka). Dan Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani tetap dan akan tetap menjadi Amir sah (pemimpin) di hati para mujahid serta bagi para tentara Islam dari individu-individu dari Jabhah Nushrah.
(aliakram/arrahmah.com)