SURIAH (Arrahmah.com) – Kelompok “Daulah Islamiyah” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dikabarkan telah membunuh Syaikh Abu Walid Al-Maqdisi, mantan anggota Majelis Syariah ISIS di Qolamun yang beberapa pekan yang lalu dalam rilisan pernyataannya telah mengungkap kerusakan kelompok ISIS dari sisi syar’i, akhlaq serta kondisi personal-personal mereka yang terdiri dari mantan para penganut idiologi Ba’ath, preman dan mafia.
Ia dikabarkan telah terbunuh bersama istrinya di tangan pasukan ISIS pada Selasa (16/6/2015) di kediamannya di Qolamun karena upayanya dalam membongkar kerusakan ISIS.
Para saksi mata menyebutkan bahwa kelompok ISIS melakukan penyerangan terkoordinasi dengan menargetkan rumah Syaikh Abul Walid di daerah Qolamun setelah membunuh tiga muhajirin lainnya, sebagaimana dilansir Muqawamah Media.
Sementara itu, dari Aleppo dilaporkan bahwa mantan anggota Majelis Syura ISIS, Syaikh Abdul Bari’ Al-Iraqi yang kemudian memutuskan bergabung dengan Jabhah Nushrah serta menjadi hakim syar’i Jabhah Nushrah di wilayah pinggiran Aleppo, tertangkap oleh pasukan ISIS yang ketika itu menyerang Sawron.
Syaikh Abdul Bar’i sebelumnya sangat dicintai oleh ISIS dan menjadi ulama kesayangan mereka, tapi sifat mereka berubah total manakala Syaikh Abdul Bari’ menyatakan keluar dari kelompok mereka. Mereka bahkan tega memenggal kepalanya dengan tangan mereka sendiri.
Syaikh Abu Abdul Bari’ Al-Iraq adalah seorang penuntut ilmu yang berjihad melawan Amerika di Irak kemudian dipenjara di Kamp Bucca (ia tinggal di Irak selepas keluar dari penjara). Setelah pembebasan Mosul, pemimpin ISIS, Abu Bakar Baghdadi menawarkan kepadanya untuk memegang jabatan sebagai hakim agung yang membawahi semua pengadilan di Mosul.
Tetapi, Allah Ta’ala mengetahui ketulusan niatnya sehingga ia mendapat hidayah dan mengetahui pengkhianatan dan penyimpangan kelompok ISIS dari ajaran Islam. Maka, ia pun memutuskan untuk hijrah ke Syam.
Di negeri Syam (Suriah), ia bergabung dengan Jabhah Nushrah dan ditugaskan sebagai hakim Syar’i di Reef Aleppo. Ia dikenal di Reef Aleppo sebagai seorang juru dakwah yang mengingatkan masyarakat kepada Allah dan mengajar kaum awam, hingga membuat seluruh kalangan mencintainya.
Ia juga ditunjuk sebagai syar’i utama untuk Jabhah Nushrah di utara Aleppo. Meskipun usianya masih muda, ia memiliki lautan pengetahuan dan memiliki semangat serta tekad yang begitu besar.
Ketika ISIS menyerang Shawran, ia sama sekali tidak pernah mundur, melainkan terus maju menyerbu posisi mereka, walaupun seorang diri untuk mengusir agresi mereka.
Pada waktu itu Mujahidin Jabhah Nushrah berpikir bahwa ia telah syahid setelah aksi inghimasnya, tapi kemudian kaum Khawarij ISIS merilis foto-foto pemenggalannya di Raqqa.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah menerimanya dalam barisan para syuhada.
(aliakram/arrahmah.com)