DUBLIN (Arrahmah.com) – Sebuah surat dan surel berisi pesan kebencian yang dikirimkan ke Masjid-masjid, rumah-rumah dan organisasi-organisasi Muslim di Dublin telah banyak dikecam oleh para pejabat Irlandia sebagai bentuk rasisme dan fanatisme agama. Isi surat yang ditulis dengan huruf kapital diantaranya berisi sebagai berikut:
Kami adalah para pembela Irlandia dan kami tersinggung atas keberadaan muslim di negara kita. Kami akan membela negara ini terhadap apapun yang bermaksud untuk menyebarkan agama Islam. Kami siap sebagai pewaris asli bangsa dan sejarah Irlandia untuk menggunakan kekuatan apa pun yang kita perlukan untuk menghentikan Anda orang-orang muslim yang tidak memiliki hak untuk berada di negara kami.
Kami akan menyerang setiap orang Muslim, wanita dan anak-anak yang masuk ke setiap masjid di Irlandia dan terutama jika masjid baru yang lebih besar dibangun di utara Dublin. Dan anak-anak kami akan menyerang anak-anak Anda di sekolah. Muslim tidak punya hak untuk tetap berada di Irlandia. Orang-orang Irlandia tidak senang dengan kehadiran Anda di negara ini, Negara ini merupakan milik rakyat Irlandia asli.
Hanya karena beberapa politisi yang kasihan kepada Anda sehingga Anda berada di sini, dan mereka tidak pernah meminta persetujuan kepada sebagian besar orang-orang Irlandia. Semua pemimpin bisa berjabat tangan sebanyak yang mereka inginkan, tapi fakta yang benar bahwa orang-orang Irlandia tetap tidak ingin Anda berada di sini dan kami sekarang bertugas untuk memastikan Anda dan anak-anak Anda menjadi sadar betapa sedikit yang menginginkan Anda di sini.
Anda tidak pernah menunjukkan keinginan untuk berintegrasi dan ini terbukti dengan dinding besar dan gerbang yang dibangun di sekitar masjid.
Kehadiran Anda di negara kami menghancurkan warisan dan budaya kami dan kami menghimbau kepada masyarakat Irlandia untuk menyerang setiap muslim yang mereka temui di toko-toko, di taksi, di masjid-masjid atau tempat lain dimana mereka menemukan orang Islam. Siapa pun yang terlihat mengenakan kerudung atau hijab, atau yang kami anggap sebagai orang Islam. Pemerintah kami bertindak bodoh terhadap maksud yang sebenarnya dari Islam, tetapi banyak orang Irlandia yang muslim yang tidak sepenuhnya menyadari apa tujuan Anda.
Tanah ini milik agama Kristen dan kami tidak akan membiarkan Anda untuk mengubahnya menjadi sebuah negara muslim.
“Saya benar-benar mengutuk tindakan rasisme dan fanatisme agama dalam segala bentuknya dan sangat terkejut oleh adanya email yang berisi pesan-pesan kebencian tersebut,” kata Menteri Kehakiman Alan Shatter seperti dikutip oleh Irish Independent.
Shatter memperingatkan bahwa intoleransi agama tidak diterima dalam masyarakat Irlandia. Komentar marah menteri ini menyusul laporan tentang surat kebencian yang dikirim ke masjid, rumah-rumah dan organisasi Muslim di minggu terakhir.
Dewan Imgiran Irlandia meminta siapa saja yang menerima ancaman untuk melaporkan kepolisi di Irlandia.
Hasutan yang tidak dewasa
Di tengah meningkatnya kecaman, para pemimpin Muslim Irlandia mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir tentang hasutan ini.
“Surat itu ditulis oleh orang-orang yang tidak dewasa. Ini menunjukkan ketidaktahuan mereka terhadap fakta yang sebenarnya,” kata Dr Ali Saleem, salah seorang tokoh penting di Islamic Cultural Centre di Clonskeagh, Dublin.
“Orang yang menulis pesan penuh kebencian ini adalah orang yang gagal untuk memahami bahwa sebagian besar Muslim di Irlandia, 65.000 dari mereka adalah orang Irlandia. Mereka tinggal di rumah mereka sejak dulu.
“Ada 49 masjid di Irlandia, sembilan di Dublin. ini menunjukkan bahwa Ummat Islam telah lama ada di Irlandia. Terlepas dari apa keyakinan dan ras mereka, mereka menikmati kebebasan beragama dan beribadah. Banyak hal dari Islam yang selaras dengan warisan budaya Irlandia,” tambahnya.
Denise Charlton, chief executive, mengatakan bahwa surat dengan pesan kebencian dan ancaman yang terkandung di dalamnya, menakutkan dan mengkhawatirkan.
“Dewan Imigran berkomitmen untuk bekerja dengan polisi Irlandia untuk memerangi rasisme dan meminta mereka untuk menggunakan semua sumber daya yang ada untuk menyelidi sumber dari kelompok atau individu yang ada di balik surat atau postingan di internet yang berisi pesan kebencian tersebut. Ini untuk memastikan bahwa mereka berhadapan dengan hukum yang tegas.”
Charlton menegaskan bahwa efektivitas undang-undang Irlandian tentang hasutan dan kebencian akan diuji dalam kasus ini.
Muslim membentuk 1,1 persen dari 4,5 juta orang di Irlandia, tapi jumlah mereka bertambah akibat imigrasi, kelahiran domestik, dan dalam beberapa kasus konversi.
Dua dekade lalu ummat Muslim berjumlah sekitar 4.000. Dalam sebuah sensus tahun 2011 tercatat 49.204 Muslim, termasuk hampir 12.000 anak usia sekolah. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan 51 persen sejak tahun 2006. (ameera/arrahmah.com)