JAKARTA (Arrahmah.com) – Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC), Endro Sudarsono mengecam pernyataan anggota DPR RI Komisi III Ruhut Sitompul yang menurutnya sangat merendahkan nilai-nilai kemanusiaan. Dia menegaskan, sebagai wakil rayat Ruhut sebaiknya membela hak-hak rakyat dan menjaga lisannya.
Sebelumnya, pada Rabu (20/4/2016), Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul bela mati-matian tindakan Densus 88 yang telah membunuh Siyono.
Ruhut bahkan mengecam keras sejumlah organisasi yang mendatangi Komisi III DPR yang mempertanyakan kematian Siyono di tangan Densus 88.
Komnas HAM dan sejumlah organisasi masyarakat menilai Densus 88 melakukan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) terkait tewasnya terduga teroris Siyono.
“Saya kecam yang datang ke komisi III melanggar HAM. HAM apa yang dilanggar, hak asasi monyet?” kata Ruhut saat rapat dengan Kapolri di Komisi III, Gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Menanggapi hal tersebut, Endro menilai pernyataan Ruhut bisa melukai perasaan keluarga Siyono serta merendahkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Pertanyaan Ruhut Sitompul dengan mempertanyakan melanggar Hak Asasi Monyet, bukanlah pernyataan yang mencerdaskan, justru hal itu bisa melukai perasaan keluarga Siyono serta merendahkan nilai nilai kemanusiaan,” kata Endro dalam pernyataannya, kepada redaksi Kamis (21//2016).
Perlu diketahui, lanjut Endro, Komisi lll DPR RI memanggil Kapolri untuk mempertanggungjawabkan kematian Siyono ditangan Densus 88.
“Kapolripun mengakui jika anggota Densus ada yang menendang bagian dada Siyono dengan lutut,” lanjutnya.
Endro menjelaskan, dalam kajian ISAC, kematian Siyono telah melanggar aturan dan undang undang yang berlaku di NKRI, yaitu Peraturan Kapolri No 23 tahun 2011 dan undang-undang HAM tahun 39 tahun 1999 KUHP.
“Untuk itu ISAC meminta kepada Ruhut Sitompol selaku anggota DPR RI untuk tetap bekerja membela hak hak rakyat, untuk memperjuangkan aspirasi rakyat,” tegasnya.
ISAC juga meminta Dewan Pembina Partai Demokrat H. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono untuk mempertimbangkan Pergantian Antar Waktu untuk Ruhut Sitompul dengan pengganti yang lebih memahami arti kemanusiaan dan menjunjung tinggi hukum dan HAM.
“Kepada Ruhut Sitompul untuk bisa menahan lesan, statement yang bisa memperkeruh suasana dan tetap menjaga kondusivitas NKRI dari isu SARA,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)