SURAKARTA (Arrahmah.com) – Kebodohan Densus 88 semakin terlihat ke permukaan. The Islamic Study and Action Center (ISAC) menilai ada yang kontradiksi dalam kasus meninggalnya Eko Suryanto yang oleh polisi disebut Riza di Tulungagung Senin (22/7/2013).
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie bahwa Riza asal Medan diduga terlibat kasus Poso dan perampokan Bank CIMB Medan. Namun Proses identifikasi jenazah oleh Polres Klaten justru mengarah kepada Eko Suryanto asal Klaten selaku orang yang meninggal di Tulungagung ditembak Densus88.
Dalam surat elektroniknya kepada arrahmah.com ISAC menyebut informasi dari keluarga Eko menyatakan bahwa selama ini belum ada surat pemanggilan dalam kasus apapun. Dalam hal ini juga tidak ada surat penangkapan. Artinya bahwa Eko bukanlah sosok yang buron atau DPO apalagi membahayakan sebagaimana penilaian Polri. Semestinya sebelum memberikan statemen ke publik, Polri haruslah cermat terhadap target operasi. Ini terkait akurasi dan validasi target.
ISAC melalui sekretarisnya Endro Sudarsono, S.Pd mempertanyakan kejanggalan tersebut. “Mengapa diberitakan bahwa Riza asal Medan yang diduga terlibat perampokan CIMB di Medan dan Poso namun identifikasi jenazah mengarah Eko Suryanto asal klaten. Sedangkan nama Riza tidak melekat pada diri Eko Suryanto?”, katanya.
Karena itu ISAC menduga simpang siur berita dan fakta ini terdapat kesalahan baik dalam administrasi, data intelijen hingga dalam operasi dilapangan, termasuk adanya korban peluru nyasar dengan korban Sujono hingga bersarang di pinggul kanannya. Sarjono adalah warga Karangwaru Tulungagung.
Eko Suryanto diduga seseorang yang disebut Kapolda Jatim Irjen Unggung Cahyono sebagai Riza atau Rizal asal Medan yang meninggal ditembak mati Densus 88 di Tulungagung. Kepala Desa Kradenan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Jateng di dampingi petugas dari Polsek Trucuk mendatangi keluarga Eko Suryanto Kamis [25/07/2013].
Salah satu adik Eko Suryanto menuturkan, bahwa Tuginem ibu Eko diajak kepala desa Kradenan ke Polsek Juwiring dan ke Polres Klaten. Di kantor polisi ibunya diperlihatkan foto yang diduga korban tembak mati oleh Densus 88 di Tulungagung.
Sementara ayah Eko yakni Sugiyanto menjelaskan bahwa anaknya kelahiran Klaten, 28 Juli 1991 tinggal di Dukuh Mluweh Rt 15 Rw 07 Desa Kradenan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten. Eko lulusan sebuah SMK di Klaten.
(azmuttaqin/arrahmah.com)