SURAKARTA (Arrahmah.com) – The Islamic Study and Action Center (ISAC) menyebut ada kemiripan modus penyiksaan yang terjadi pada Siyono dan Nur Prakoso
ISAC dalam rilisnya Selasa (12/4/2016) menyebut memiliki data bahwa Nur Prokoso mengaku disiksa oleh Densus 88 paska penangkapan di Solo pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2015 lalu.
Ketua ISAC HM. Kurniawan BW, S.Ag; SH; MH mengatakan dalam kesaksiannya Nur Prakoso diperlakukan oleh Densus 88 sebagai berikut:
1. Ditabrak kendaraannya hingga terjatuh
2. Setelah pindah disuatu tempat kakinya diberi balok lalu balok tersebut diinjak-injak
3. Bagian dada/perut diberi papan/alas lalu papan tersebut diinjak- injak
4. Bagian kepala ditutup dan dimasukan ke WC
5. Kemaluannya dipukuli hingga lecet
Akibatnya Nur Prakoso mengalami:
a. Sulit untuk berjalan
b. Tangannya sulit digerakan dan menegang
c. Sakit pada ulu hati
d. Semua isi perut keluar melalui mulut, kemaluan (terkencing kencing), dan lewat anus.
Sementara itu hasil Autopsi Muhammadiyah yang telah diumumkan di Kantor Komnas HAM pada tanggal 11 April 2016 jenazah Siyono mengalami:
1. Memar di kepala
2. Tulang rusuk/ iga sebelah kiri sebanyak 5 buah patah masuk kedalam
3. Tulang rusuk/iga sebanyak 1 buah sebelah kanan keluar
4. Tulang dada patah masuk kearah jantung
5. Tidak ada indikasi perlawanan terhadap Densus 88
Menurut Kurniawan, melihat data tersebut jika dikomparasikan maka sangat mungkin/ diduga kuat apa yang dialami pada Nur Prakoso juga dialami Siyono.
Untuk itu ISAC meminta kepada Komnas HAM dan Muhammadiyah untuk melakukan advokasi lanjutan terhadap Nur Prakoso (dan Andika yang masih dibawah umur) yang mengalami penyiksaan hampir sama.
“ISAC Khawatir perlakuan Densus terhadap Nur Prakoso ini menjadi “SOP” atau modus penyiksaan selama 7×24 jam,” kata Kurniawan.
(azmuttaqin/arrahmah.com)