JAKARTA (Arrahmah.com) – Irshad Manji seorang feminis lesbi asal Kanada, menurut Ustadz Fahmi Salim rencana kedatangannya ke Indonesia perlu ditolak. Pasalnya Manji membawa pemikiran yang berbahaya bagi kaum Muslimin.
“Tulisan-tulisannya kemudian faham yang dikembangkan, seperti di buku yang terakhir diterbitkan berjudul ‘Beriman tanpa rasa takut’ sangat menyudutkan Islam,” terang anggota INSIST ini kepada arrahmah.com, Jakarta, Kamis (3/5).
Di dalam buku itu, lanjutnya, banyak tercantum tuduhan kepada Islam dan serangan terhadap prinsip-prinsip Islam.
“Menghina ulama yang dikatakan sebagai otoriter, merampas hak minoritas, yang dimaksud minoritas di sini kelompok dia lah, homoseksual penyuka sesama jenis atau lesbian,” beber Ustadz Fahmi.
Bahkan, menurut Ustadz Fahmi pemahaman Manji sangat memuja-muja peradaban barat yang materialistis.
“Dia meminta gerakan Islam menyesuaikan diri dengan perkembangan eropa yang sudah menerima faham homoseksual,” lontarnya.
Alumnus Al Azhar ini pun membenarkan, Jika feminisme, isu gender, atau datangnya Irshad Manji sedang menjadi senjata andalan kaum liberal melakukan penetrasi pemikiran mereka kepada masyarakat grass root di Indonesia.
“Ya jelas sekali, sebab isu-isu liberal seperti desakralisasi al-Qur’an, dekonstruksi syari’ah, dan pluralisme agama kan jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga orang awam pun menolaknya,” terang Ustadz Fahmi.
Namun, tidak demikian dengan isu feminisme yang menurutnya cukup halus untuk merasuk kepada masyarakat awam.
“Nah isu gender ini kan seksi, karena ditengah komunitas yang anomali di Indonesia, ini juga beberapa ditemukan kasus KDRT dan kasuisitik diskriminasi sosial karena jenis kelamin. Sehingga ini dijadikan kartu untuk menyusupkan pentingnya faham gender,” jelas Ustadz fahmi.
Sambungnya, isu gender inilah yang mempunyai kemampuan memanipulasi masalah masyarakat untuk diarahkan kepada penanaman liberalisme di tengah masyarakat.
“Jadi, ini bisa mengecoh umat awam. Padahal, mereka tidak tahu agenda di balik faham gender ini, yang bukan sekedar melakukan advokasi ketidakadilan sosial, tapi juga menyerang dan menghujat syari’ah Islam yang jelas membedakan peran dan tanggung jawab serta hak laki-laki dan perempuan di ranah keluarga dan sosial,” pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)