(Arrahmah.com) – Siapa sangka, pemerintah Syiah Iran yang anti Israel ternyata mesra dengan umat Yahudi di negaranya. Mungkin anda tercengang dan tak percaya namun fakta dan data berbicara seperti itu.
Meski katanya anti Israel, namun umat Yahudi hidup tentram dan nyaman di Iran. Menurut stus Iran Jewish, situsnya komunitas Yahudi Iran, saat ini ada sekitar 25.000 hingga 30.000 Yahudi di Iran, terbanyak di ibukota Teheran, yakni berjumlah 15.000 orang.
Sebagian lainnya tinggal di Shiraz, Isfahan, Kermanshah, Yazd, Kerman, Rafsanjan, Borujerd, Sanandaj dan Oromieh
Di negara ini ada sedikitnya 100 sinagog, sekitar 26 di antaranya ada di Teheran. Mereka bebas beribadah di dalamnya. Selain sinagog, umat Yahudi di Iran juga boleh mendirikan sekolah, pusat budaya, perkumpulan pelajar dan mahasiswa, perpustakaan, dan balairung perkumpulan. Mereka juga kerap menerbitkan buletin secara berkala.
Sejak sekitar 100 tahun lalu, Yahudi memiliki seorang perwakilan di parlemen. Setelah Revolusi Islam tahun 1979, perwakilan Yahudi di parlemen atau Dewan Konstitusi Elit berperan aktif.
Salah seorang pemimpin komunitas Yahudi Iran, Unees Hammami, dilansir BBC beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Yahudi di Iran memang kerap dipandang aneh. Namun itulah yang terjadi di negara itu. “Karena sejarah kami yang panjang di sini, kamii ditoleransi,” kata Hammami.
Dia juga mengatakan, Ayatullah Khomeini telah menganggap Yahudi sebagai agama minoritas yang harus dilindungi di Iran. “Imam Khomeini membedakan antara Yahudi dengan Zionis, dan dia mendukung kami,” kata Hammami.
Derita Ahlusunnah di Iran
Fakta mesra dengan Yahudi di atas, bertolak belakang dengan fakta kaum Muslimin di Iran. Pada buku ‘Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam’, penulis buku ini Muhammad Pizaro, membuat satu bab berjudul ‘Derita Ahlusunnah di Iran’. Di situ disebutkan betapa kaum Muslimin mendapatkan penyiksaan dan sulit sekali mendapatkan masjid kaum Muslimin Sunni.
“Apakah ada ibukota di dunia ini yang berdiri tanpa sebuah masjid Sunni, kecuali Teheran ibukota Syiah Iran yang memiliki empat puluh gereja-gereja Kristen dan sebuah pemakaman untuk Baha’i,“ demikian tulis Syekh Abdurrahman al-Baluchy, Ketua Asosiasi Ahlussunnah Iran.
“No sunnah masjids in Iran”. Itulah kampanye salah seorang ulama Ahlusunnah Iran di situs komunitas Muslim Iran Sunni Online. Kampanye itu disampaikan lewat dunia maya untuk menunjukkan kepada umat Islam dunia, nestapa kaum Muslimin Ahlusunnah di ibukota Syiah itu. Mereka bukan tidak memiliki masjid tapi memang tidak dibolehkan.
Data statistik menunjukkan jumlah Muslim Ahlusunnah di Iran berkisar antara 14-19 juta, atau sekitar 20-28% dari rakyat Iran. Mereka terbagi menjadi tiga etnis utama yaitu Kurdi, Turkmen dan Bluchis. Sebagian mereka tinggal di garis perbatasan yang memisahkan antara Iran dan Pakistan, Afghanistan dan Irak.
Pendiri Maktab Qur’an Syekh Zadeh harus mendekam selama lima tahunn di bui akibat penolakannya dengan sistem Republik Syiah. Padahal Syekh Zadeh adalah tokoh Sunni Kurdi yang cukup berjasa dalam menumbangkan rezim Pahlevi. Setelah Pahlvi tumbang, Khomaini berkhianat kepadanya. Alih-alih mendirikan Republik Islam sebagaimana janjinya, malah dia mendirikan Republik Syiah.
Rezim Khomeini juga menganiaya dan memenjarakan setiap orang yang berani hingga bila perlu dihukum mati. Jika mereka diketahui terlibat dalam dakwah Islam, para ulama Ahlusunnah itu siap-siap untuk dipenjara, diasingkan hingga mengalami penganiayaan.
DR. Ali Mozafarian, seorang pemimpin sunni dan seorang pakar bedah ternama harus menjalani penyiksaan hingga membuatnya dihukum mati pada tahun 1992. Dia harus meregang nyawa karena dituduh memiliki hubungan dengan pergerakan wahabi. Dua tahun sebelumnya, rezim syiah juga menghukum mati Syekh Abdel Wahab Khafi dari Khurasan dengan tuduhan sama.
Syekh Mawlawi Muhyiddeen dan Syekh Mohammed Dost Sirawani adalah dua ulama Ahlusunnah yang juga dipenjara dan diasingkan rezim Syiah ke Najaf. Begitu pula dengan Syekh Ibrahim Dammini yang terus dipenjara dan mendapati penyiksaan selama lebih dari lima tahun. Ironi Iran
(azmuttaqin/arrahmah.com)