DUBAI (Arrahmah.com) – Seseorang yang memposting video secara online mengenai rudal yang menabrak pesawat Ukraina di Iran minggu lalu telah ditahan oleh elit Pengawal Revolusi Iran (IRGC), kantor berita semi-resmi Fars melaporkan pada Selasa (14/1/2020).
Hasil investigasi akan dipresentasikan kepada publik, lapor Fars, tanpa memberikan rincian tambahan.
IRGC telah mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal yang menyebabkan pesawat jatuh, menewaskan semua 176 orang di dalamnya.
Penyerangan terhadap Ukrainan International Airlines 752 ini telah menciptakan krisis baru bagi para pemimpin ulama Republik Islam.
Presiden Hassan Rouhani menjanjikan penyelidikan menyeluruh atas ‘kesalahan yang tak termaafkan’ dalam pidatonya hari Selasa (14/1).
Retorika tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian permintaan maaf oleh pimpinan yang tidak banyak membantu memadamkan kemarahan publik.
Inggris, Prancis, dan Jerman juga meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Iran, meluncurkan mekanisme perselisihan untuk menantang Teheran karena melanggar batas program nuklirnya berdasarkan perjanjian yang ditinggalkan Washington pada 2018.
Teheran menghadapi konfrontasi yang meningkat dengan Barat dan gelombang kerusuhan sejak Amerika Serikat membunuh komandan militer Iran yang paling kuat dalam serangan drone pada 3 Januari.
Iran menembak jatuh pesawat itu pada hari Rabu ketika militernya dalam keadaan siaga tinggi, beberapa jam setelah menembakkan rudal ke sasaran-sasaran AS di Irak. Ia mengakui kesalahan pada hari Sabtu setelah berhari-hari menyangkal.
Rekaman kamera keamanan baru menunjukkan dua rudal, ditembakkan terpisah 30 detik, mengenai pesawat setelah lepas landas, New York Times melaporkan pada Selasa (14/1).
Pejabat intelijen AS mengatakan pada 9 Januari bahwa indikasi dari dua rudal darat-udara terdeteksi di dekat pesawat. (Althaf/arrahmah.com)