MOSKOW (Arrahmah.com) – Iran “benar-benar prihatin” tentang kehadiran “Israel” di Kaukasus, di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Azerbaijan atas hubungan Baku dengan “Israel”, pemasok senjata utamanya.
Menteri Luar Negeri baru Iran Hossein Amirabdollahian, yang berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov, mengatakan pada Rabu (6/10/2021) bahwa Iran “tentu saja tidak akan mentolerir perubahan geopolitik dan perubahan peta di Kaukasus”.
“Kami benar-benar prihatin tentang kehadiran teroris dan Zionis di wilayah ini,” kata Amirabdollahian kepada wartawan di Moskow.
Ketegangan tinggi antara Iran dan Azerbaijan, yang berbagi perbatasan 700 km, sejak pertengahan September.
Tentara Iran dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) baru-baru ini memobilisasi pasukan dan mengadakan latihan militer di dekat perbatasan barat lautnya dengan Azerbaijan di tengah ketegangan yang berkepanjangan setelah perang 44 hari Azerbaijan dengan Armenia tahun lalu.
Azerbaijan dan Turki, sebagai tanggapan, meluncurkan latihan militer bersama mulai hari ini (6/10).
Sehari sebelum latihan diluncurkan, Amirabdollahian mengatakan kepada rekannya dari Azerbaijan bahwa Iran tidak akan mentolerir kehadiran atau aktivitas “Israel” di sebelah perbatasannya dan berjanji untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pada Selasa (5/10) bahwa Baku tidak akan tinggal diam atas tuduhan “tak berdasar” Teheran tentang kehadiran militer “Israel” di tanahnya.
Sebelum pertemuannya dengan Lavrov, Amirabdollahian mengatakan Iran mengharapkan Rusia “peka tentang potensi perubahan perbatasan di seluruh kawasan, dan peka tentang kehadiran teroris dan gerakan rezim Zionis yang mengancam perdamaian dan stabilitas regional”. (Althaf/arrahmah.com)