TEHERAN (Arrahmah.com) – Kementerian luar negeri Iran pada Jumat (23/4/2021) menolak pernyataan yang dibuat awal pekan ini oleh mantan pejabat Iran tentang dukungan Teheran kepada milisi Houtsi di Yaman.
Pernyataan dari Rostam Ghasemi, mantan menteri perminyakan dan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), “bertentangan dengan kenyataan dan kebijakan Iran di Yaman,” kata kementerian luar negeri Iran dalam sebuah pernyataan singkat yang dipublikasikan di situsnya.
“Dukungan Iran untuk Yaman adalah [semata-mata] politis,” kata pernyataan itu, menambahkan bahwa Teheran mendukung upaya untuk menemukan solusi politik untuk konflik tersebut.
Ghasemi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Russia Today pada Rabu (21/4) bahwa IRGC telah memberikan senjata kepada milisi Houtsi di Yaman dan melatih milisi dalam pembuatan senjata.
Ghasemi, calon potensial untuk pemilihan presiden Iran yang akan datang pada bulan Juni, mengatakan saat ini ada “sedikit” “penasihat” dari IRGC di lapangan di Yaman.
Iran telah lama dituduh memberikan dukungan keuangan dan militer kepada Houtsi.
“Semua senjata yang [Houtsi] miliki adalah berkat bantuan kami,” kata Ghasemi.
Dia menambahkan: “Kami membantu mereka dengan teknologi pembuatan senjata, tetapi produksi senjata dilakukan di Yaman, mereka membuatnya sendiri, drone dan misilnya adalah buatan Yaman.”
Ghasemi mengklaim negaranya saat ini tidak dapat mengirim senjata atau bahkan bantuan kemanusiaan ke Yaman karena “pengepungan” yang diberlakukan di negara tersebut.
“Kami menyediakan senjata dengan cara yang sangat terbatas. Kami telah memberikan lebih banyak konsultasi dibandingkan dengan memasok senjata ke Yaman. ”
Pengakuan Iran tentang dukungan militer kepada Houtsi jarang terjadi, tetapi tidak pernah terjadi sebelumnya.
Pada 2018, Iran untuk pertama kalinya mengakui terlibat dalam konflik Yaman ketika kepala IRGC saat itu Mohammad Ali Jafari mengatakan Iran memberikan “bantuan nasihat” kepada Houtsi.
Pada 2019, kepala staf angkatan bersenjata Iran Mohammad Bagheri mengatakan IRGC memberikan “bantuan nasehat dan intelektual” kepada Houtsi.
Utusan Khusus AS untuk Yaman Tim Lenderking mengatakan pada hari Rabu bahwa “Dukungan Iran [untuk Houtsi] cukup signifikan, dan itu mematikan.”
Berbicara selama sidang kongres di Washington, Lenderking mengatakan bahwa perilaku Houtsi menunjukkan bahwa mereka tidak mengabdi pada kepentingan rakyat Yaman.
Houtsi telah melakukan 150 serangan terhadap Arab Saudi tahun ini, menurut Lenderking. (Althaf/arrahmah.com)