BALUCH (Arrahmah.id) – Media Iran melaporkan bahwa Garda Revolusi Iran (IRGC) telah meningkatkan kehadirannya di wilayah Kurdi yang memanas, sebagai bagian dari kampanye untuk menahan protes. Rekaman video menunjukkan puluhan orang melakukan protes di daerah Baluch di tenggara.
Demonstrasi massa meletus dengan cepat di seluruh negeri setelah kematian Mahsa Amini, gadis Kurdi berusia 22 tahun pada 16 September saat dia ditahan oleh polisi moral. Demonstrasi berlangsung di daerah minoritas, sebagian besar daerah dengan minoritas Sunni.
Kerusuhan tersebut merupakan salah satu tantangan terbesar bagi para penguasa Syiah sejak mereka berkuasa setelah Revolusi 1979.
Ulama Sunni terkemuka yang merupakan minoritas Sunni Baluch, Molavi Abdolhamid, menyerukan diakhirinya represif melalui penangkapan dan pembunuhan selama shalat Jumat, lansir MEMO (26/11/2022).
Situs webnya mengutip pernyataannya yang menegaskan: “Protes rakyat telah menunjukkan bahwa kebijakan selama 43 tahun terakhir telah menemui jalan buntu.”
Kantor berita negara melaporkan bahwa lebih banyak unit lapis baja dan pasukan khusus IRGC sedang dalam perjalanan ke wilayah perbatasan barat dan barat laut, tempat tinggal minoritas Kurdi.
Kantor berita Tasnim menunjukkan gambar komandan IRGC yang tersenyum berdiri di atas kendaraan militer dan memberi hormat pada barisan panjang pasukan.
Iran menuduh negara-negara Barat merencanakan kerusuhan dan menuduh pengunjuk rasa di daerah etnis minoritas bertindak atas nama kelompok separatis.
Pihak berwenang meningkatkan tindakan kerasnya di daerah Kurdi dan pada Senin komisioner hak asasi manusia PBB mencatat laporan lebih dari 40 kematian di daerah tersebut selama sepekan sebelumnya. Iran mengumumkan pada Selasa bahwa mereka membom kelompok Kurdi di Irak utara. Dalam khotbah Jumatnya, Abdolhamid mengecam berita mengenai tahanan perempuan yang dianiaya dan dilecehkan.
“Hal-hal yang dikatakan tentang penganiayaan perempuan di media itu berat, dan saya tidak bisa mengatakannya,” katanya, tampaknya merujuk pada laporan dugaan pemerkosaan terhadap perempuan yang ditahan.
Video perempuan Baluch dan Sistan diposting di akun media sosial aktivis dan kelompok pembela hak asasi manusia. Rekaman tersebut diduga menunjukkan protes yang dilakukan pada Jumat di beberapa kota di wilayah Sistan-Baluchan, dekat perbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan.
Sebuah kelompok dengan puluhan pria berbaris di ibu kota daerah itu, Zahedan, meneriakkan yel-yel menentang pemimpin tertinggi Iran, milisi Basij dan IRGC, dengan mengatakan: “Kurdi dan Baluch adalah saudara.” Video lain menunjukkan pengunjuk rasa di Zahedan membawa seorang pengunjuk rasa yang terluka.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang memberikan suara pada Kamis untuk memulai penyelidikan atas kampanye penindasan di Iran, mendesak pihak berwenang untuk menghentikan kekerasannya. (haninmazaya/arrahmah.id)