TEHERAN (Arrahmah.com) – Penasihat militer untuk Pemimpin Tertinggi rezim Syiah Iran Ali Khamenei, Mayjen Yahya Rahim Safavi, menganggap dukungan militer negaranya untuk Damaskus dan Baghdad telah mencegah kejatuhan mereka, tanpa menyebutkan peran Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia telah menimbulkan kemarahan dari Iran dan sekutu mereka ketika ia berkata: “Tanpa intervensi negaranya di Suriah, Damaskus akan jatuh dalam dua atau tiga minggu”, yang dianggap meremehkan dukungan militer Iran untuk rezim Asad dan penegasan prioritas peran Rusia, lansir ElDorar AlShamia pada Jum’at (27/1/2017).
Safavi mengatakan, menggaris bawahi perlawanan Suriah yang mampu untuk terus mengatur perlawanan terhadap ISIS sejak 68 bulan, dan Irak mengkristal dalam konteks Al-Hashd Al-Shabi, yang kini bekerja sama dengan bentuk lain dari Angkatan Bersenjata Irak untuk membebaskan Mosul.
Dia menambahkan: “Tanpa tindakan komandan ‘Revolusi Islam’ dan penasihat militer kami di Irak dan Suriah, Baghdad dan Damaskus akan jatuh”.
Perbedaan mulai muncul dalam kepentingan Rusia dan Iran di Suriah dan meningkat dengan pemulihan hubungan Turki-Rusia, dan perbedaan keluar ketika Lavrov menyatakan bahwa sikap Iran sangat rumit dalam pembicaraan Astana. (haninmazaya/arrahmah.com)