TEHRAN (Arrahmah.com) – Beralasan kasus pelecehan warganya di Arab Saudi, Republik syiah Iran malah berlakukan larangan umroh. Demikian dikutip Risalah dari RMOL, Selasa (14/4/2015).
Pemerintah Iran dilaporkan telah melakukan penghentian sementara semua perjalanan umroh ke Arab Saudi. Keputusan itu diambil oleh Kementerian Kebudayaan Iran, dan berasalan pada kasus dugaan pelecehan yang dialami oleh 2 warga Iran saat berkunjung ke Jeddah pada bulan Maret lalu.
Juru bicara Kementerian tersebut, Hossein Nooshabadi, melalui sebuah stasiun televisi nasional menyatakan bahwa umroh orang Iran akan ditunda. Hal tersebut berlaku hingga pemerintah Arab Saudi bersikap tegas atas kasus tersebut, sebagaimana dimuat oleh RMOL yang mengutip dari Associated Press.
Iran juga menuntut hukuman mati diterapkan pada dugaan pelecehan itu. Namun demikian, tidak dijelaskan lebih lanjut soal detil kasus pelecehan tersebut. Keputusan ini diambil di tengah memanasnya hubungan syiah Iran dengan kerajaan Saudi terkait perang Yaman dan persaingan kawasan. Saudi sendiri lebih dahulu sempat mencegat sebuah maskapai Iran yang dinilai tanpa izin.
Setiap tahunnya diperkirakan terdapat sekitar 500 ribu warga Iran yang berkunjung ke Arab Saudi. Mereka ikut mengunjungi dua tempat suci umat Islam yakni Mekkah dan Madinah. Penghentian umroh Iran merupakan manuver Iran untuk memastikan mengurangi masuknya devisa ke Riyadh.
Seperti diketahui bahwa mayoritas penduduk Iran merupakan penganut syiah imamiyah (rafidhah). Dalam keterangan kitab-kitab atau literaturnya, tanah Karbala di Irak diyakini jauh lebih utama (berkah) daripada tanah suci di Mekkah dan Madinah.
Tentu kabar penghentian umroh ini bukan masalah besar bagi jama’ah penganut syiah, sebab mereka memiliki pilihan yang jauh lebih utama. Namun berbeda dengan Ahlusunnah (Muslim) Iran, penghentian ini membuat mereka tak dapat mengunjungi 2 tanah suci. (adibahasan/arrahmah.com)