DUBAI / ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Iran siap untuk mengadakan pembicaraan dengan saingan regionalnya, Arab Saudi, dengan atau tanpa bantuan mediator, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada Sabtu (12/10/2019), menjelang kunjungan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Ditanya tentang laporan bahwa Khan, yang dijadwalkan tiba di Iran hari ini (13/10), dapat mencoba menengahi antara Teheran dan Riyadh, juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi mengatakan: “Saya tidak mengetahui adanya mediasi,” menurut agensi negara IRIB.
“Iran telah mengumumkan bahwa, dengan atau tanpa mediator, selalu siap untuk melakukan pembicaraan dengan tetangganya, termasuk Arab Saudi, untuk menghilangkan kesalahpahaman,” tambah Mousavi.
Dua pejabat senior pemerintah Pakistan mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa Khan akan pergi ke Teheran untuk mencoba meredakan ketegangan antara kedua saingan, setelah Presiden AS Donald Trump meminta bantuannya.
“Perdana menteri juga akan mengunjungi Arab Saudi minggu depan,” kata seorang pejabat, berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak diizinkan untuk berbicara tentang masalah rahasia. “Misinya adalah untuk mencoba negosiasi terbuka, atau semacam membangun kepercayaan bagi kedua negara saingan untuk memulai beberapa pembicaraan,” kata pejabat itu.
Menteri luar negeri Iran memberi isyarat minggu ini bahwa negaranya akan bersedia untuk membahas masalah regional dengan Arab Saudi, tetapi bahwa Riyadh harus berhenti “membunuh”.
Arab Saudi terkunci dalam beberapa perang proksi di wilayah tersebut dengan Iran dan menyalahkan Teheran atas serangan terhadap pabrik minyak Saudi pada 14 September, tuduhan yang dibantah Iran. Kerajaan mengatakan lebih memilih solusi politik daripada solusi militer.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (12/10), kementerian luar negeri Pakistan menggambarkan kunjungan Khan ke Teheran sebagai “bagian dari inisiatifnya untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.”
Khan dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani, katanya. (Althaf/arrahmah.com)