TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran menyalahkan “Israel” atas serangan pesawat tak berawak terhadap sebuah pabrik militer di dekat pusat kota Isfahan, kantor berita ISNA mengatakan pada Kamis (2/2/2023), dan bersumpah akan membalas dendam atas apa yang tampaknya merupakan episode terbaru dalam perang rahasia yang telah berlangsung lama.
Serangan tersebut terjadi di tengah ketegangan antara Iran dan Barat atas aktivitas nuklir Teheran dan pasokan senjata -termasuk “pesawat tak berawak bunuh diri” jarak jauh- untuk perang Rusia di Ukraina, serta berbulan-bulan demonstrasi anti-pemerintah di dalam negeri.
Dalam sebuah surat kepada kepala PBB, utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengatakan bahwa “investigasi utama menunjukkan bahwa ‘Israel’ bertanggung jawab” atas serangan Sabtu malam, yang menurut Teheran tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan serius.
“Iran memiliki hak yang sah dan melekat untuk mempertahankan keamanan nasionalnya dan dengan tegas menanggapi setiap ancaman atau kesalahan rezim Zionis (Israel) di mana pun dan kapan pun,” kata Iravani dalam surat tersebut.
“Tindakan yang dilakukan oleh rezim Zionis (Israel) ini bertentangan dengan hukum internasional.”
Musuh bebuyutan Israel telah lama mengatakan bahwa mereka bersedia untuk menyerang target-target Iran jika diplomasi gagal mengekang program nuklir atau rudal Teheran, namun tidak mengomentari insiden-insiden tertentu.
Pembicaraan antara Iran dan negara-negara besar dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 telah terhenti sejak September. Di bawah pakta tersebut, yang ditinggalkan oleh Washington pada tahun 2018 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Teheran setuju untuk membatasi pekerjaan nuklir sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi.
Iran menuduh “Israel” di masa lalu merencanakan serangan dengan menggunakan agen-agen di dalam wilayah Iran.
Pada Juli, Teheran mengatakan telah menangkap sebuah tim sabotase militan Kurdi yang bekerja untuk “Israel” yang berencana untuk meledakkan sebuah pusat industri pertahanan yang “sensitif” di Isfahan.
“Peralatan dan bahan peledak yang digunakan dalam serangan Isfahan ditransfer ke Iran dengan bantuan kelompok-kelompok anti-revolusioner yang berbasis di wilayah Kurdistan Irak di bawah perintah dinas keamanan asing,” kata Nournews Iran, Rabu (1/2). (haninmazaya/arrahmah.id)